Rabu, 03 April 2013

Benarkah Energi Sekali Ejakulasi Sama Dengan Energi Lari 100m?


                Energi yang dibutuhkan saat berhubungan seks memang tidak sedikit, sampai-sampai sesudahnya badan langsung terasa loyo. Ada yang mengatakan,tenaga yang dikeluarkan saat ejakulasi saja bisa menyamai sprint atau lari cepat 100 meter.
                Anggapan tentang besarnya energi untuk ejakulasi sangat populer di kalangan anak muda di Jepang. Begitu populernya, sampai-sampai sebuah majalah online di negara tersebut secara khusus mewawancarai seorang ahli kesehatan untuk mengulas kebenarannya.
                Dr Ryukou Suda dari Shinjuku Life Clinic dihadirkan dalam sebuah rubrik di situs R25 untuk menjawab rasa penasaran kaum muda di Jepang. Dari komentar awalnya, tampak bahwa sang ahli kesehatan agak meragukan klaim bahwa ejakulasi membutuhkan energi sertara dengan lari 100 meter.
                "Ini sangat sulit untuk mengukur karena tidak ada standar pasti tentang energi yang dibutuhkan dalam sekali ejakulasi," kata Dr Ryukou seperti dikutip dari Rocketnews24, Rabu (3/4/2013).
                Meski demikian, sang ahli kesehatan masih berusaha untuk memberikan penjelasan yang lebih memuaskan. Tentunya bukan tanpa alasan jika Dr Ryukou meragukan hal itu. Akhirnya, dijelaskanlah perhitungan kasarnya dengan menggunakan kalkulasi Metabolic Equivalent of Task (MET).
                Skor MET digunakan untuk membuat perbandingan jumlah energi yang dibutuhkan dalam setiap aktivitas fisik. Jalan kaki misalnya, menurut Dr Ryukou memiliki skor MET antara 3,0 hingga 4,0 sedangkan jogging atau lari kecil meiliki skor MET sekitar 7,0.
                "Rata-rata, hubungan seks yang hebat memiliki skor MET sekitar 1,3. Dengan kata lain, dalam skala tenaga, tidak akan mungkin energi dalam sekali ejakulasi bisa menyamai lari cepat atau sprint," tandas Dr Ryukou.
                Terjawab sudah, akhirnya ahli kesehatan telah menunjukkan bukti bahwa ejakulasi tidaklah seberat tenaga untuk lari cepat. Bahwa kemudian banyak laki-laki langsung lunglai dan terengah-engah, barangkali karena memang sensasinya yang luar biasa menyenangkan.

KIAT MENGKONSUMSI OBAT HERBAL


                Obat-obatan tradisional berbahan herbal sejak lama menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Indonesia. Alam Nusantara memang sangat kaya akan bahan-bahan herbal, bahkan Indonesia disebut sebagai negara ketiga di dunia yang memiliki keanekaragaman tumbuhan tertinggi di dunia.
                Untuk meningkatkan konsumsi obat herbal, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghurfron Mukti sempat mengusulkan agar obat herbal dimasukkan ke dalam salah satu pengobatan yang dijamin dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.
                Namun, obat herbal yang masih diproses secara tradisional atau rumahan belum dapat dipastikan jumlah kandungannya secara tepat, sehingga bisa menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan jika penggunaannya tidak tepat. Untuk mencegah hal tersebut, simak kiat konsumsi obat herbal yang aman menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
1. Jangan mengonsumsi melebihi dosis dan gunakan sesuai aturan yang tertera pada kemasan.
2. Bila terjadi efek yang tidak diinginkan, segera hentikan penggunaan dan hubungi dokter.
3. Informasikan ke dokter yang sedang merawat Anda, karena beberapa bahan dalam obat tradisional dapat berinteraksi dengan obat kimia, sehingga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
4. Jangan mengonsumsi obat tradisional yang mengandung bahan yang diketahui dapat menyebabkan alergi.
5. Hati-hati pada penderita hipertensi, gangguan fungsi jantung, ginjal, dan hati karena ada beberapa bahan yang dapat memperburuk keadaan. 6. Hati-hati jika sedang menjalani diet rendah gula, karena selain mengandung bahan berkhasiat, obat tradisional kadangkala juga mengandung bahan tambahan seperti pemanis.
7. Hati-hati jika sedang hamil atau merencanakan kehamilan, karena beberapa bahan dapat mempengaruhi janin.
8. Hati-hati untuk wanita menyusui karena beberapa bahan dapat dieksresikan melalui air susu ibu yang kemungkinan dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada bayi.

DEMAM CIKUNGUNYA


                Demam Chikungunya disebabkan oleh infeksi virus Chikungunya. Virus ini masih satu keluarga dengan Virus Dengue, penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes Albopictus yang juga nyamuk penular DBD.
                Demam Chikungunya sering rancu dengan DBD karena mempunyai gejala yang awal yang hamper sama, tetapi gejala nyeri sendi merupakan gejala yang penting pada demam Chikungunya. Tetapi untuk pasti membedakannya adalah dengan pemeriksaan laboratorium darah pada demam hari ke 3. Serangan demam Chikungunya dalam bentuk KLB (kejadian luar biasa) sudah sering terjadi, terutama pada musim penghujan.
                Nyamuk Aedes yang sudah terinfeksi virus Chikungunya bila menggigit manusia akan menularkan virus Chikungunya. Di dalam tubuh manusia, virus tidak serta merta menimbulkan gejala, tetapi memerlukan masa berkembangbiakan (masa tunas) 1-12 hari untuk dapat menimbulkan gejala.
Gejala-gejala Demam Chikungunya adalah :
Demam mendadak tinggi, disertai menggigil dan muka kemerahan. Panas tinggi selama 2-4 hari kemudian kembali normal.
Sakit persendian . Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita merasa lumpuh. Sendi yang sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
Nyeri otot. Nyeri bisa terjadi pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada pada otot sekitar mata kaki.
 Bercak kemerahan ( ruam ) pada kulit. Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
Nyeri kepala : nyeri kepala merupakan keluhan yang sering ditemui.
Kejang, biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.
Gejala lain . Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher.
                Penderita demam Chikungunya sebaiknya diisolasi dari gigitan nyamuk, sehingga dapat mencegah penularan ke orang lain. Setiap orang dapat mencegah gigitan nyamuk vektor dengan kelambu, repelan, obat nyamuk bakar dan semprot atau dengan kasa anti nyamuk.
                Pencegahan terbaik adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Adanya gerakan PSN di suatu desa atau wilayah hunian akan berdampak pada penurunan angka kejadian Demam Chikungunya.
                Pengobatan demam Chikungunya adalah pengobatan simptomatis (menghilangkan gejala) dengan obat demam, dan atau anti- nyeri, disertai istirahat, dan makan minum cukup. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat self limited, yakni akan sembuh sendiri.
                Belum ditemukan obat spesifik untuk penyakit ini. Juga belum ditemukan vaksinasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang.