Jakarta - Masih kentalnya stigma terhadap
penyandang epilepsi di masyarakat
membuat penanganan epilepsi juga kental
dengan mitos. Salah satunya adalah
mengatasi epilepsi dengan memberikan
kopi karena minuman ini mengandung
stimulan. Benarkah hal ini?
"Kopi tidak boleh diminumkan ketika
kejang. Tidak boleh memasukkan apapun ke
dalam mulut ketika kejang," kata dr Suryo
kata dr Suryo Dharmono, SpKJ(K), spesialis
psikiatri dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia dalam diskusi media
'World Purple Day 2013: Mari Peduli
Epilepsi' yang diselenggarakan Abott di
Hotel Gran Melia Jakarta, Kamis
(20/3/2013).
Dr Suryo menuturkan bahwa penanganan
pasien epilepsi yang mengalami kejang
adalah segera panggil bantuan, lalu
tidurkan pasien dengan posisi miring.
Jangan meletakkan pasien dengan posisi
telentang agar tidak terganggu jalan
napasnya. Setelah itu, longgarkan pakaian
yang menekan.
"Tunggui pasien sampai selesai bangkitan
(seizure atau kejang). Setelah bangkitan
selesai, kadang-kadang pasien masih
bingung. Keadaan ini membuat pasien
rentan dibohongi, dicopet dan sebagainya,"
kata dr Suryani Gunadharma, SpS(K),
spesialis saraf dari Rumah Sakit Hasan
Sadikin, Bandung
Apabila kejang-kejang yang dialami adalah
kejadian yang pertama kali dialami, dr
Suryani menyarankan untuk segera
membawa pasien ke UGD karena sebabnya
bisa dipicu oleh berbagai hal. Selain kopi,
ada juga yang berpendapat bahwa
memencet jempol ketika merasa akan
mengalami kejang dapat mencegah
munculnya epilepsi.
"Ada penelitian yang menemukan bahwa
memencet jempol ketika merasa akan
mengalami kejang bisa mencegah
bangkitan. Tapi ini mungkin belum bisa
digeneralisir. Ada juga pasien saya yang
bilang ketika merasa mau mengalami kejang
dia menepuk-nepuk badannya, lalu tidak
jadi kejang," kata dr Fitri Octaviana, SPS,
Mpd.Ked, ketua Perhimpunan
Penanggulangan Epilepsi Indonesia
(PERPEI).
Menurut dr Fitri, adakalanya cara-cara
tersebut ampuh mencegah bangkitan atau
kejang epilepsi karena meningkatkan self
aware (kesadaran diri) pasien. Kumatnya
epilepsi biasanya terjadi karena dipicu oleh
stres emosional, kelelahan, atau
mengantuk. Namun metode-metode ini
masih perlu diteliti lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar