Jumat, 29 November 2013

PES (Sampar)

Penyakit PES merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain dan dapat ditularkan kepada manusia. Pes pada manusia yang pernah dikenal sebagai Black Death pada perang dunia II dan mengakibatkan kematian yang sangat tinggi.

Penyakit ini juga dikenal sebagai “sampar” yaitu penyakit yang sangat fatal dengan gejala bakteriamia, demam yang tinggi, shock, penurunan tekanan darah, nadi cepat dan tidak teratur, gangguan mental, kelemahan, kegelisahan dan koma (tidak sadar).

Gambaran Klinis

Gejala klinis pes dibagi dalam  fase, yaitu :

1.    Tipe Bubonik, ditandai dengan gejala demam, konstipasi, diare dan muntah dan gejala spesifik limphadenitis (pembesaran kelenjar getah bening didaerah ketiak dan lipat paha)

2.    Tipe Pulmonik ditandai dengan gejala malaise, sakit kepala, muntah, batuk dengan sputum yang produktif dan cair serta sesak napas.

3.    Stadium meningitis ditandai dengan gajala sakit kepala hebat, kaku kuduk, serta dapat berlanjut dengan kejang dan koma.

Etiologi

Berdasarkan oleh kuman/bakteri Yersinia Pestis (Pasteurellapestis). Sesuai dengan nama penyebabnya maka penyakit ini dekinal pula dengan nama Pasteurellosis atau yersiniosis. Selain itu juga dikenal dengan nama Plague.

Keman berbetuk batang, ukuran 1,5-2 x 0,5-0,7 mikron, bipolar, nonmotil on sporing, pengecatan bersifat gram negatif, pada suhu 280C merupakan suhu optimum tetapi kapsul berbentuk tidak sempurna. Pada suhu 370C merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri ini.

Masa Inkubasi

Masa inkubasi dari penyakit pes tipe Bubo adalah 2-6 hari, sedang masa inkubasi untuk tipe paru-paru adalah 2-4 hari.

Sumber Dan Cara Penularan

Sumber penyakit pes adalah hewan-hewan rodent (tikus, kelinci). Kucing dapat pula sebagai sumber penularan kepada manusia. Di Amerika kecuali tikus, tupai juga merupakan sumber penularan yang penting.

Ditularkan dari tikus kemanusia, melalui gigitan pinjal yang merupakan vektor dari penyakit ini. Jenis pinja yang dikenal sebagai penyakit pes adalah : Xenopsylla cheposis, Culex iiritans, Neopsylla sandaica, Stivalius cognatus.

Pengobatan

Diberikan Streptomycine dengan dosis 3 gr/hari (IM) selama 2 hari berturut-turut, kemudian dosis dikurangi menjadi 2 gr/hari selama 5 hari berturut-turut. Setelah demam hilang dilanjutkan dengan pemberian :

1.    Tetracyclin 4-6 gr/hari selama 2 hari berturut-turut, kemudian dosis diturunkan menjadi 2 gr/hari selama 5 hari berturut-turut atau,

2.    Chloramphenicol 6-8 gr/hari selama 2 hari berturut-turut, kemudian diturunkan menjadi 2 gr/hari  selama 5 hari berturut-turut.

Kamis, 28 November 2013

Penatalaksanaan Tindakan Pada Penderita Demam Berdarah Pada Anak

Anak yang dicurigai demam berdarah Dengue (DBD), harus segera dirujuk. Namun sebelum dirujuk harus ada tindakan yang dikerjakan diklinik.

Hal terpenting untuk tindakan prarujukan pada DBD adalah mencegah atau menangani syok.

tab 1

Jika saudara mampu memberi cairan infus dan saudara mempunyai larutan Ringer Laktat atau larutan lain yang dapat digunakan untuk penderita DBD, mulailah secepatnya memberi cairan infus diklinik dengan menggunakan rencana berikut ini. Pastikan untuk tetap memberi cairan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.

Pemberian Cairan pra Rujukan untuk DBD :

pemberian cairan pra rujukan DBD

Lakukan juga tindakan pra rujukan lainnya seperti memberi satu dosis parasetamol jika demam tinggi (38,50C).

 

Sumber : Modul 3 MTBS 2011

Antraks

Antraks adalah termasuk salah satu penyakit zoonosa yang disebabkan oleh Bacillus antrhracis terutama pada hewan memamah biak (sapi dan kambing). Penyakit anthraks atau disebut juga radang lympha, Malinant Pustule, Malignant edema, Woolsorters disease, Rag pickers disease, Carbon. Kata anthraks dalam bahasa inggris berarti batubara, dalam bahasa perancis disebut Charmon, kedua kata tersebutdigunakan sebagai nama penyakit pada manusia yang ciri utamanya ditandai dengan luka yang rasanya pedih, ditengahnya berwarna hitam seperti batu bara (Christine 1983).

Penyakit ini berhubungan dengan pekerjaan, oleh karena itu yang diserang pada umumnya pekerja peternakan, petani, pekerja tempat pemotongan hewan, dokter hewan, pekerja pabrik ayng menangani produk-produk hewan yang terkontaminasi oleh spora anthraks, misalnya pabrik tekstil, makanan ternak, pupuk, dan sebagainya.

Gambaran Klinis

Gejala klinis anthraks pada manusia dibagi menjadi 4 bentuk yaitu :

Anthraks kulit(Cutaneus Anthraks)

Masa inkubasi antara 1-5 hari ditandai dengan adanya papula pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai sakit, yang dalam waktu 2-3 hari membesar menjadi vesikel berisi cairan kemerahan, kemudian haemoragik dan menjadi jaringan nekrotik berbentuk ulsera yang ditutupi kerak berwarna hitam,kering yang disebut Eschar (patognomonik). Selain itu ditandai juga dengan demam, sakit kepala dan dapat terjadi pembengkakan lunak pada kelenjar limfe regional. Apabila tidak mendapat pengobatan, angka kematian berkisar 5-20%

Anthraks saluran pencernaan (gastrointestinal anthraks)

Masa inkubasi 2-5 hari. Penuaran melalui makan an yang tercemar kuman atau spora misal daging, jeroan dari hewan, sayur dan sebagainya, yang tidak dimasak dengan sempurna atau pekerja peternakan makan dengan tangan yang kurang bersih yang tercemar kuman atau spora anthraks. Penyakit ini dapat berkembang menjadi tingkat yang berat dan berakhir dengan kematian dalam waktu kurang dari 2 hari. Angka kematian tipe ini berkisar 25-75%.

Gejala anthraks pada saluran encernaan adalah timbulnya rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut yang kadang-kadang disertai darah, hematemesis. Pada pemeriksaan fisik didapat pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal (lipat paha), perut membesar dan keras, kemudian berkembang menjadi ascites dan oedema scrotum serta sering dijumpai perdaran gastrointestinal.

Anthraks paru-paru (Pulmonary Anthraks)

Masa inkubasi : 1-5 hari (biasanya 3-4 hari). Gejala klinis anthraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronkhitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispneu, stridor, keringat berlebih, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.

Anthraks meningitis (Meningitis Anthraks)

Terjadi karena komplikasi bentuk anthaks yang lain, dimulai dengan adanya lesi primer yang berkembang menjadi meningitis hemoragik dan kematian dapat terjadi antara 1-6 hari. Gambaran klinisnya mirip dengan meningitis purulenta akut yaitu demam, nyeri kepala hebat, kejang-kejang umum, penurunan kesadaran dan kaku kuduk.

Etiologi

Bacillus anthracis keman berbentuk batang ujungnya persegi dengan sudut-suduttersusun berderet sehingga nampak seperti ruas bambu atau susunan bata, membentuk spora yang bersifat gram positif.

Basil bentuk vegetatif bukan merupakan organisme yang kuat, tidak tahan hidup untuk berkompetisi dengan organisme saprofit. Basil anthraks tidak tahan terhadap oksigen, oleh karena itu apabila sudah dikeluarkan dari badan ternak dan jatuh ditempat terbuka, kuman menjadi tidak aktif lagi karena kemudian melindungi diri dalam bentuk spora.

Apabila hewan mati karena anthraks dan suhu badannya antara 28-300C,basil anthraks tidak akan dedapatkan dalam waktu 3-4 hari, tetapi kalau suhu antara 5-100C pembusukan tidak terjadi, basil anthraks masih ada selama 3-4 minggu. Basil anthraks dapat keluar dari bangkai hewan dan suhhu luar diatas 200C, kelembaban tinggi basil tersebut cepat berubah menjadi spora dan akan hidup. Bila suhu rendah maka basil anthraks akan membentuk spora secara perlahan-lahan.

Masa Inkubasi

Masa inkubasi dari penyakit anthraks adalah 7 hari, pada umumnya  berkisar antara 2-5 hari.

Sumber Dan Cara Penularan

Sumber penyakit anhtraks adalah hewan ternak herbivora. Manusia terifeksi anthraks melalui kontak dengan tanah, hewan, produk hewan yang tercemar spora anthraks. Penularan juga bisa terjadi bila menghirup spora dari produk hewan yang sakit seperti kulit dan bulu.

Pengobatan

Peniciline  masih merupakan antibiotika paling ampuh, dengan cara pemberian tergantung tipe dan gejala klinisnya, yaitu :

Anthraks kulit

·         Procain peniciline 2 X 1,2 juta IU secara IM selama 5-7 hari

·         Benzyl peniciline 250.000 IU, secara IM, setiap 6 jam, sebelumnya harus dilakukan skin test terlebih dahulu

·         Apabila hipersensitif terhadap peniciline dapat diganti dengan tetrasiklin , chloramphenicol atau eritromycine.

Anthraks saluran cerna dan paru

·         Peniciline G 18-24 juta IU perhari IVFD, ditambahkan dengan Streptomicine 1-2 gunutk tipe pulmonal dan tetrasikline 1 g perhari untuk tipe gastrointestinal.

·         Terapi suporatif dan simptomatis perlu diberikan, biasanya plasma ekspander dan regimen vasopresor. Anthaks intestinal menggunakan Chloramophenicol 6 gram perhari selama 5 hari kemudian meneruskan 4 gram perhari semlalma 18 hari, diteruskan dengan eritromisin 4 gram perhari untuk menghindari supresi pada sumsum tulang.

Rabu, 27 November 2013

SIMVASTATIN

DSC_0411Komposisi

Tiap tablet salut selaput mengandung :

Simvastatin...........................................10mg

Cara Kerja Obat

Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar kolesterol (hipolipidemik) dan merupakan hasil sintesa dari hasil fermentasi Aspergillus Tarreus. Secara invivo simvastatin akan dihidrolisa menjadi metabolik aktif. Makanisme karja dari metabolik aktif tersebut adalah dengan cara menghambat kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase), dimana enzim ini mengakatalisa perubahan HMG Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal sintesa kolestrol.

Indikasi

·         Terapi dengan “lipid-aftering egents” dapat dipertimbangkan penggunaannya pada indivdu yang mengalami peningkatan resiko atherosklerosis vaskular yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia.

·         Terapi dengan “lipid-aftering agents” merupakan penunjang pada diet ketat, bila respon terhadap diet dan pengobatan non farmkologi tunggal lainnya tidak memadai.

·         Penyakit jantung koroner

Pada penderita dengan penyakit jantung koroner dan hiperkolesterolemia, simvastatin diindikasikan untuk :

a.       Penggunaan resiko mortalitas total dengan mengurangi kematian akibat penyakit koroner

b.      Mengurangi resiko miokardial infarktion non fatal

c.       Mengurangi resiko pada pasien yang manjalani prosedur revaskularisasi miokardial.

·         Hiperkolesterolemia

Menrurunkan kadar kelesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia primer (tipe IIa dan Iib).

Rekomendasi umum :

Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, agar disengkirkan terlebih dahulu penyebab sekunder dari hiperkolesterolemia (seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, hipotiroid, sindrom nefrotik, disproteinemia, penyakit hati obstruktif, terapi dengan obat lain, alkoholisme), dan lakukan pengukuran profil kolesterol total, kolesterol LDL dan trigiserida (TG).

Kontra Indikasi

·         Hipersensitifitas terhadap simvastatin atau komponen obat

·         Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum yang menetap yang tidak jels penyebabnya.

·         Wanita hamil dan menyusui

Dosis

Pasien harus melakukan diet pengurangan kelosterol sebelum dan selama pengobatan simvastatin.

·         Dosis awal yang dianjurkan 5-10mg sehari sebagai dosis tunggal pada malam hari. Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5mg sehari.pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai maksimal 40mg sehari sebagai dosis tunggal pada pada malam hari. Lakukan pengukuran kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu dan dosis disesuaikan dengan respon penderita.

·         Pasien yang diobati dengan immunosepresan bersama HMG Co-A reduktase inhibitor, agar diberikan dosis simvastatin terendah yang dianjurkan.

·         Bila kadar kolesterol LDL turun dibawah 75mg/dl (1,94mmol/l) atau kadar total kolesterol plasma turun dibawah 140mg/dl (3,6mmol/l) maka perlu dipertimbangkan pengurangn dosis simvastatin.

·         Penderita gangguan fungsi ginjal : tidak diperlukan penyesuaian dosis, karena simvastatin tidak diekresikan melalui ginjal secara bermakna. Walaupun demikian, hati-hati pemberian pada insufisiensi ginjal parah, dosis awal 5mg sehari dan harus dipantau ketat.

·         Terapi bersama obat lain : simvastatin efektif diberikan dalam bentuk tunggal atau bersamaan dengan “bile-acid sequestrants”.

Efek Samping

·         Abdomial pain, konstipasi flatulens, astenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis, pada kasus tertentu terjadi angioneurotic edema.

·         Efek sampaing lain yang pernah dilaporkan pada golongan obat ini adalah :

a.       Neuroogi : disfungsi saraf kranial tertentu, tremor, pusing vertigo, hilang ingatan, parastesia, neuropati perifer, kelumpuhan saraf periferal.

b.      Reaksi hipersensitif : anafilaksis, angioedema, trombositopenia, leucopennia, anemia hemolitik

c.       Gastointestinal : anoreksia, muntah

d.      Kulit : alopecia, pruritus

e.      Reproduksi : ginekomastia, kehilangan libido, disfungsi ereksi

f.        Mata : mempercepat katarak, ophtalmoplegia.

Peringatan Dan Perhatian

·         Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan pemeriksaan kolesterol secara periodik . pada pasien yang mengalami peningkatan kadar serum transeminase, perhatian khusus berupa pengukuran khusus kadar transeminase harus dilakukan jika terjadi peningkatan yang menetap (hingga 3 kali batas normal atas) pengobatan segera dihentikan.

·         Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum pengobatan dimulai, 6 dan 12 minggu setelah pengobatan pertama, dan berikutnya secara periodik (misalnya secara semianual)

·         Hati-hati penggunaan pada pasien alkoholism dan atau mempunyai riwayat penyakit hati

·         Pada penggunaan jangka panjang dianjurkan menggunakan tes laboratorium secara periodik tiap 3 bulan untuk mengetahui pengobatan selanjutnya.

·         Terapi dengan simvastatin harus dihentikan sementara atau tidak dilanjutkan dengan penderita dengan miopati akut dan parah atau pada penderita dengan resiko kegagalan ginjal skunder karena rabdomiolisis atau terjadinya kenaikan kreatinin phosphokinasse (CPK).

·         Penderita agar segera memberitahukan kepada dokter apabila terdapat nyeri otot yang tidak jelas dan otot terasa lemah

·         Simvastatin tidak efektif pada pasien dengan “homozygous familial hiperkolesterolemia”

·         Simvastatin tidak diindikasikan dimana hipertrigliseridemia merupakan kelainan utama (misalnya hiperlipidemia tipe I,IV, dan V)

·         Keamanan dan efektifitas pada anak-anak dan remaja belum pasti.

Interaksi Obat

·         Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan, itrakonazole, gemfibrozil, niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan gangguan otot skelet(rabdomiolisis dan miopati)

·         Dengan antikoagulan kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin.

·         Antipirin, propanolol, digoksin.

Rabu, 13 November 2013

BPH (Benigna Prostat Hyperplasia)

Pengertian

BPH adalah suatu keadaan dimana prostat mengalami pembesaran memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urine dengan cara menutupi orifisium uretra (Smeltzer dan Bare, 2002)

Etiologi

Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya heperplasia prostat, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia erat kaitannya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua).

Namun ada beberapa teori atau hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya huperplasia prostat, yaitu :

·         Teori hormonal

·         Teori growth factor (faktor pertumbuhan)

·         Teori peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnnya sel yang mati

·         Teori sel stem (stem cell hypotesis)

·         Patofis teori dehidrotestosteron (DHT).

Manifestasi klinis

Gambaran klinis pada hiperplasia prostat digolongkan dua tanda gejala yaitu obstruksi dan iritasi :

·         Gejala obstruksi disebabkan detrusor gagal berkontraksi dengan cukup lama dankuat sehingga mengakibatkan pancaran miksi melemah, rasa tidak puas sehabis miksi, kalau mau miksi harus menunggu lama (hesitancy), harus mengejan (straining), kencing terputus-putus (intermittency), dan waktu miksi memenjang dan akhirnya menjadi retensio urine dan inkontinen karena overflow.

·         Gejala iritasi karena pengosongan yang tidak sempurna atau pembesaran prostat akan merangsang kandung kemih, sehingga sering berkontraksi walaupun belum penuh atau dikatakan sebagai hipersensitivitas otot detrusor dengan tanda dan gejala antara lain :

Sering miksi (frekuesncy), miksi pada malam hari (nokturia), perasaan ingin miksi yang mendesak (urgensi), nyeri pada saat miksi (disuria).

Sedangkan menurut Brunner Dan Sudarth (2002) menyebutkan bahwa : adalah peningkatan frekuensi penuh, nokturia, dorongan ingin berkemih, anyang-anyangan , abdomen tegang, volume urine yang turun dan harus mengejan saat berkemih, aliran urine tidak lancar, dribbing (urine terus-menerus setelah berkemih), retensi urine akut.

Klasifikasi

Rectal gradding, dilakukan pada waktu urinaria kosong :

·         Grade 0                                : penonjolan prostat 0-1cm kedalam rektum.

·         Grade 1`                               : penonjolan prostat 1-2cm kedalam rektum.

·         Grade 2                                : penonjolan prostat 2-3cm kedalam rektum.

·         Grade 3                                : penonjolan prostat 3-4cm kedalam rektum.

·         Grade 4                                : penonjolan prostat 4-5cm kedalam rektum.

Clinical gradding dilakukan dengan menentukan jumlah sisa urine di dalam vesica :

·         Normal                 : tidak ada sisa

·         Grade I                 : sisa 0-50 cc

·         Grade II                : sisa 50-150 cc

·         Grade III              : sisa > 150 cc

·         Grade IV              : pasien sama sekali tidak bisa kencing

 

Pemeriksaan diagnostik

·         Pemeriksaan colok dubur dapat memberikan kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelaianan lain seperti seperti benjolan dalam rektum dan prostat.

·         Pemeriksaan fugsi ginjal ini berguna sebagai petunjuk perlu tidaknya melakukan pemeriksaan pencitraan pada saluran kemih.

·         Pemeriksaan PSA (Prostate Spesific Antigen. Serum PSA dapat dipakai untuk meramalkan perjalanan penyakit BPH.

·         Catatan Harian Miksi (Voiding Diaries). Voiding diaries saat ini dipakai secara luas untuk menilai fungsi traktus urinarius bagian bawah dengan reliabilitas dan validitas yang cukup baik.

·         Uroflometri. Adalah pencatatan tentang pancaran urine selama proses miksi secara elektronik. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi gejala obstruksi saluran kemih bagian bawah yang tidak invsif.

·         Pemeriksaan residual urine. Adalah sisa urine (PVR) adalah sisa urine yang tertinggal didalam buli-buli setelah miksi. Jumlah residual urine ini normal adalah 0,09-2,24 ml dengan rata-rata 0,35 ml.

·         Pencitraan traktus urinarius. Meliputi pemeriksaan terhadap traktus urinarius bagian atas maupun bawah dan pemeriksaan prostat.

·         Uretrosistoskopi. Pemerikasaan ini secara visual dapat mengetahui keadaan uretra prostatika dan buli-buli. Terlihat adanya pembesaran prostat, obstruksi uretra, dan leher buli-buli, batu buli-buli, trabekulasi buli-buli, selule, dan divertikel buli-buli.

·         Pemeriksaan uro dinamika. Dapat membedakan pancaran urine yang lemah itu disebabkan karena obstruksi leher buli-buli dan uretra (BOO) atau kelemahan kontraksi otot detrusor

 

Penatalaksaan medis

·         Terapi untuk BPH ringan dengan belum adanya keluhan atau gejala. Pasien tidak diberikan terapi apapun, hanya edukasi untuk mengerangi faktor resiko dan faktor predisposisi, seperti : tidak minum kopi atau alkohol, cola, minuman bersoda, coklat, makanan pedas dan asin, batasi fenilpropanolamin, tidak menahan BAK, selanjutnya dilakukan folow up tiap 3-6 bulan sekali dengan pemeriksaan uroflowmetri, dan PSA.

·         Terapi untuk BPH sedang, dengan fungsi ginjal masih normal dengan tidak ada kompikasi lainnya kecuali hipertensi ringan adalah medikomatosa dengan whatch full waiting. Medikomatosanya adalah α adrenoreseptor blocker yang menurunkan tonus otot polos prostat (Prozosin 2x sehari, terazosin atau afluzosin atau doxazosin 1x sehari), 5-α-reduktase inhibitor yang menurunkan DHT sehingga menghentikan hiperplasia dan mengurangi gejalanya (finasteride 5mg/hari selama 6 bulan), dan fitofarmaka yaitu : Pygeum africanum, Serenoa repens, Hypoxis rooperi, Radix urtica, dsb. Terapi senis ini tidak boleh diberikan jika terjadi hipotensi postural atau orthostatik dan alergi betabloker.

·         Terapi untuk BPH berat adalah pembedahan yang dapat berupa open surgary, TURP, TUIP, Elektroevapusi, dan prosedur-prosedur minimal invasif.

Obat Saluran Cerna

Antasida

Senyawa magnesium, aluminium dan bismut, hidrotalsit, kalsium karbonat, natrium karbonat.zat pengikat asam atau antasida (anti=lawan, acidus=asam) adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam lambung. Efeknya adalah peningkatan pH, yang mengakibatkan berkurangnya kerja proteolitis dari pepsin (optimal pada pH 2). Diatas pH 4, aktifitas pepsin menjadi minimal.

Penggunaan pelbagai macam, selain pada tukak lambung-usus juga pada indigesti dan rasa “terbakar”  (herthburn), pada gastro-oesophageal reflux ringan dan pada gastritis. Obat in mampu mengatasi rasa nyeri di lambung dengan cepat (dalam beberapa menit). Efeknya bertahan 20-60 menit bila diminum pada perut kosong dan sampai 3 jam bila diminum 1 jam sesudah makan. Makan dengan daya pengikat asam (susu) sama efektifnya terhadap nyeri.

Penigkatan pH. Garam-garam magnesium dan Na-bikarbonat menaikkan pH isi lambung sampai 6-8, CaCO3 sampai pH5-6 dan garam-garam aluminiumhidroksida sampai maksimum pH 4-5. Beberapa antasida (Al-hidroksida, sukralfat dan bismut kaloidal) memiliki khasiat pelindung tukak dengan jalan menutupnya dengan suatu lapisan pelindung terhadap serangan  asam-pepsin.

Kehamilan dan laktasi. Wanita haml sering kali dihinggapi gangguan refluks dan rasa hearthburn. Antasida dengan aluminiumhidroksida dan magnesiumhidroksida boleh diberikan selama kehamilan dan laktasi

·           Senyawa magnesium dan aluminium, dengan sifat netralisasi yang baik tanpa diserap usus merupakan pilihan pertama. Karena garam magnesium bersifat pencahar, maka biasanya  dikombinasikan dengan senyawa aluminium (dalam perbandingan 1:5). Persenyawaan molekuler dari Mg dan Al adalah hidrotalsit yang juga sangat efektif.

·           Natriumkarbinat dan kalsiumkarbinat, bekerja kuat dan pesat tetapi dapat diserap usus dengan menimbulkan alkalosis. Adanya alkali berlebihan didalam darah dan jaringan bisa menimbulkan mual, muntah, anoreksia, nyari kepala dan gangguan perilaku. Semula penggunaannya tidak dianjurkan karena terbentuknya banyak CO2 pada reaksi dengan asam lambung (rebound efect). Tetapi penelitian baru (1996) tidak membenarkan perkiraan tersebut.

·           Bismutsubsitrat, dapat membentuk lapisan pelindung yang menutupi tukak, lagi pula berkhasiat bakteriostatik terhadap H. Pylory . kini banyak digunakan pada terapi eradikasi tukak, selalu bersamaan dua atau tiga obat lain,

Waktu makan obat, sudah diketahui umum bahwa keasaman lambung menurun segera setelah makan dan mulai naik lagi 1 jam kemudian hingga mencapai dataran tinggi 3 jam sesudah makan. Berhubung dengan data ini maka antasida harus digunakan lebih kurang 1 jam setelah makan dan sebaiknya dalam bentuk suspensi. Telah dibuktikan bahwa tablet bekerja kurang efektif dan lebih lambat, mungkin karena proses pengeringan selama pembuatan mengurangi daya netralisir.

Penakaran, pada oesophagitis dan tukak lambung 1 jam sesudah makan dan sebelum tidur. Pada tukak usus 1 dan 3 jam sesudah makan dan sebelum tidur.

Antibiotika

Antara lain amoksisilin, tetrasiklin, kaliritromisin, metronidazole dan tinidazole. Obat-obatan ini digunakan dalam terapi kombinasi sebagai tripel therapy  untuk membasmi H. Pylory dan untuk mendcapai penyembuhan penyakit tukak lambung/usus dengan tuntas

Antikolinergika

Adalah sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan saraf paraimpatis (SP), karena melepaskan neurohormon asetilkoline (Ach)di ujung-ujung neuronnya. Tugas utama SP adalah mengumpulkan energi dari makanan dan menghambat penggunaannya, singkatnya berfungsi asimilasi. Bila neuron SP dirangsang, timbullah sejumlah efek yang menyerupai keadaan istirahat dan tidur.

 Pada stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat peristaltik dan sekresi kelenjar ludah dan getah lambung (HCL)

Dahulu agak banyak digunakan, tetapi dengan intrduksi tripel therapi untuk ersdiksi H. Pilor, saat ini dianggap absolet dan sudah ditinggalkan seluruhnya.

Penguat Motilitas

Metoklorpramida, Cisaprida dan Domperidon. Obat ini juga dinamakan prokinetika atau propulsiva merupakan antagonis dopamin. Bedanya antiemetik, memperkuat peristaltik dan mempercepat pengosongan lambung yang dihambat oleh neurotransmeitter  dopamin. Penghamnat ini ditiadakan oleh zat-zat antagonis dopamin dengan jalan menduduki reseptor yang banyak terdapat disaluran cerna dan otak. Blokade dari reseptor itu di otak menimbulkan gangguan ekstrapiramidal. Cisaprida dan domperidon tidak dapat melintasi barier darah otak, sehingga aktifitasnya terbatas pada saluran cerna. Dengan simulasi pristaltik pengaliran kembali dari empedu dan enzim  pencernaan dari duodenum ke jurusan lambung tercegah. Tukak tidak dirangsang lebih lanjut dan dapat sembuh dengan cepat.

Penghambat Sekresi Asam

·           H2-Blokers (antagonis H2-reseptor) : simetidin, ranitidin, famotidin, roksatidin, dan nizatadin. Obat-obat ini menempati reseptor histamin-H2 secara efektif dipermukaan sel-sel perietal sehingga sekresi asam lambung dan pepsin sangat dikurangi. Antihistaminika (H1H2z-blockers) lainnya tidak memiliki khasiat ini, efektivitas obat-obat ini pada penyembuhan tukak lambung dan usus dengan terapi kombindasi 80%. H2-blockers paling efektif untuk pengobatan untuk tukak duodeni yang khusus berkaitan dengan masalah hiperasiditas. Pada terapi tukak lambung obat ini kurang tinggi efektivitasnya.

Kehamilan dan laktasi. Simetidin, ranitidin dan nizatidin (naxidine) dapat melintasi plasenta dan mencapai air susu, sehingga tidak boleh digunakan oleh wanita hamil, tidak pula oleh ibu-ibu yang menyusui. Dari famotidin dan roksatidin belum belum terdapat cukup data.

·           Penghambat pompa proton (PPP) : Omeprazole, lansoprazole, pantoprazole dan esomeprazole.  Obat ini menghambat dengan praktis tuntas sekresi asam dengan jalan menghambat enzim H+/K+-ATPase secara selektif dalam sel-sel parietal dan merupakan obat pilihan pertama. Kerjanya panjang akibat kumulasi disel-sel tersebut. Kadar penghambat asam tergantung dari dosis dan pada umumnya lebih kuat dari pada perintangan oleh H2-blockers.

Kehamilan danlaktasi. Penggunaanya pada kehamilan dan saat menyusui belum tersedia cukup data.

Lainnya

·           Sedativa : meprobamat, diazepam dll. Sudah lama diketahui bahwa stres emosional membuat penyakit tukak lambung bertambah parah, sedangkan waktu serangan akut bisa timbul kegelisahan dan kecemasan pada penderita. Guna mengatsi hal-hal tersebut, penderita seringkali diterapi dengan antasida yang ditabah obat penenang, misalnya meprobamat, oksazepam atau benzodiazepin, sedativa dan hipnotika.

Analogon progstaglandi-E1 : Misoprostol (Cytotec) menghambat secara langsung sel parietal. Lagi melindungi mukkosa dengan jalan stimulasi produksi mukus dan bikarbonat. Maka ditambahkan pada terapi dengan NSAIDs “Arthotec (diclofenak+misoprostal).  Obat ini tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui.

·           Zat-zat pembantu : asam algina, succus dan dimethicon. Kadang-kadang pada formulasi antasida ditambahkan pula suatu adsorbens  yang menyerap secara fisis pada permukaannya zat-zat pellindung  yang menutupi mukosa dengan suatu lapisan hidrofob. Kegunaan zat-zat tambahan ini tidak selalu dapat dibuktikan dengan pasti. Antasida yang mengandung alginat merupakan obat yang paling sering digunakan pada nyeri yang menyertai gangguan refluks (hearthburn)

 

Sumber : Buku obat-obat penting edisi 6

Senin, 11 November 2013

Glaukoma Akut

Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan interaokuler yang meningkat dan mendadak tinggi.

Etiologi

Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut balik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara skunder sebagai akibat penyekit mata lain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien usia 40 tahun keatas.

Manifestasi klinis

Rasa sakit hebat yang menjaar kekepala disertai mual dan muntah, merah dan bangkak, tajam penglihatan sangat menurun, dan melihat lingkaran-lingkaran seperti pelangi. Pada pemeriksaan dengan lampu senter terlihat injeksi konjungtiva, injeksi siliar, kornea suram karena sembab, reaksi pupil hilang atau melambat, kadang pupil midriasis, kedua bilik mata depan tampak dangkal pada bentuk perimer, sedangkan pada bentuk primer, sedangkan pada bentuk skunder dijumpai penyakit penyebab. Fundus kopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media refraksi. Pada perabaan bola mata yang sakit lebih keras dibanding bola mata yang tidak sakit.

Pemeriksaan penunjang

Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan peningkatan tekanan. Perimetri, goniokopi, dan tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.

Komplikasi

Dapat menyebabkan kebutaan

Penatalaksanaan

Tekanan interaolukar harus diturunkan secapatnya dengan memberikan asetazolamid 500 mg dilanjutkan 4x250 mg, solusio gliserin 50% 4x150 ml dalam air jeruk, penghambat beta andrenergik 0,25-0,5% 2x1 dan KCL 3x0,5 g. Diberikan tetes mata korticosteroid dan antibiotik untuk mengurangi reaksi inflamasi.

Untuk bentuk yang primer, diberikan tetes mata pilokarpin 2% tiap 0,5-1 jam pada mata yang mendapat serangan dan 3x1 tetes pada mata sebelahnya. Bila perlu diberikan analgetik dan anti emetik.

Penderita dirawat dan dipersiapkan utnuk operasi. Dievaluasi tekanan interaokular (TIO) dan keadaan matanya. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera. Sebelumnya diberikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Jelas menurun, operasi ditunda sampai mata lebih tenang dengan tetap memantau TIO.

Filariasis

Pengertian

filariasis dissebabkan oleh cacing dan dapat menimbulkan cacat seumur hidup. Nama lain enyekit ini adalah penyekit kaki gajah karena cacat yang terjadi adalah pembengkakan kaki yang sangat berat atau Elephantiasis. Penyakit ini dapat mengenai semua orang dari semua golongan.

Etiologi

Penyebab penyakit ini adalah sejenis cacing yang hidup dalam kelenjar limfe tubuh manusia. Cacing dewasa (makrofilaria)akan menghasilkan ribuan anak cacing (mikrofilaria) dan akan masuk kedalampembuluh darah  pada malam hari

Jenis cacing yang Filaria yang ada di Indonesia :

·         W. Bancrofty

Hidup didaerah perkotaan seperti  Jakarta, Bekasi, Dan Tangerang. Ditularkan oleh nyamuk culex. Mikrofilaria keluar ke darah pada malam hari.

·         B. Malayi

Menyebar hampir diseluruh indonesia. Daerah persawahan ditularkan melalui nyamuk anopheles Barbirosis  dan pada daerah perkotaan ditularkan oleh nyamuk mansonia spp

·         B. Timory

Terutama ditemukan didaerah persawahan didaerah NTT dan maluku tengah, dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles Barbirosis

Jenis nyamuk yang dapat menularkan filariasis

·         Semua nyamuk bisa menularkan filariasis : nyamuk rumah, nyamuk rawa, nyamuk got, nyamuk hutan.

·         Sehingga memberantas cacing dalam tubuh manusia lebih mudah daripada memberantas nyamuk penular yang sangat banyak jenisnya.

Manifestasi Klinis

a.       Kebanyakan tanpa gejala jika pada orang yang baru terinfeksi mikrofilaria

b.      Tahap awal :

·         Demam berulang 1-2 kali atau lebih dalam sebulan, dapat sembuh sendiri tanpa diobati

·         Timbul benjolan dilipat paha atau kulit (sekelan/limfadenitis)

·         Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan terasa sakit, mulai pangkal paha kearah ujung kaki atau dari ketiak ke arah ujung tangan

c.       Tahap lanjut :

·         Terjadi pembesaran pada kaki, tangan, kantong buah dan zakar, payuh darah dan alat kelamin wanita

·         Pembesaran awalnya hilang tapi lama kelamaan akan menjadi cacat menetap yang tidak bisa disembuhkan.

Diagnosis

Diagnosis Parasitologi

·         Deteksi parasit : menemukan mikrofilaria didalam darah, cairan hidrokel atau cairan kiluria pada pemeriksaan sediaan darah tebal, tehnik konsentrasi knott, membran filtrasi dan tesprovokatif DEC

·         Diferensiasi spesies dan stadium filaria menggunakan pelacak DNA yang spesies spesifik dan antibodi monoklonal.

Radiodiagnosis

·         Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar getah bening inguinal

·         Pemeriksaan limfosintrigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang ditandai dengan adanya zat radioaktif

Diagnosisimunologi

Dengan tehnik ELISA  dan immunochromatografic test (ICT), menggunakan antobodi monoklonial yang spesifik.

Penatalaksanaan Medis

·         Istirahat di tempat atau pindah ditempat yang dingin akan mengurangi derajat serangan yang akut

·         Antibiotik dapat diberikan untuk infeksi sekunder dan abses

·         Pengikatan didaerah pembendungan akan mengurangi udema

·         Obat utama pengobatan filariasis adalah DEC (Dietilkarbamazin sitrat), DEC dapat membunuh mikrofilaria maupun makrofilaria pada pengobatan jangka panjang yang efektif, aman dan murah. Untuk filariasis bankrofti dosis yang dianjurkan adalah 6mg/kgBBperhari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia, dosis yang dinajurkan adalah 5mg/kgBB perhari selama 10 hari, untuk pengobatannya dianjurkan dengan dosis rendah tetapi waktu pengobatan harus lama untuk menghindari efek samping yang tidak di inginkan.

·         Obat lain yang juga dipakai adalah invermektin. Invermektin adalah antibiotik semisintetik dar golongan makrolid yang mempunyai aktifitas yang luas terhadap nematoda dan ektoparasit. Obat ini membunuh mikrofilaria. Efek samping yang di timbulkan lebih ringan dibandingkan dengan DEC.

Program Eliminasi Filariasis

a.       Pendataan penduduk penderita filariasis

Dilakukan pendataan orang yang terkena filariasis untuk satu kabupaten, jika ada orang dengan filariasis akan diteruskan dengan pemetaan filariasis. Kegiatan pemetaan filariasis dilakukan dengan cara survei darah jari.

b.      Servey darah jari

Survey darah jari dilakukan dibeberapa lokasi terpilih saja disatu kabupaten

Pemeriksaan adanya anak cacing filaria(mikrofilaria) dilakukan untuk semua orang dalam satu wilayah tertentu, baik yangsakit maupun yang tidak sakit (sehat)

Waktu pemeriksaan dilakukan dimalam hari (jam 10  malam-jam 2 dini hari). Karena anak cacing mikrofilaria berada di pembuluh darah tepi pada malam hari, disiang hari mereka bersembunyi di pembuluhdarah organ dalam.

c.       Kegiatan preventif dengan pemberian obat masal pencegah filariasis (POMPFil)

Pemberian obat masal pencegah filarisis adalah memberikan obat antifilariasis (DEC dan Albendazole) kepada semua penduduk didaerah endemis filariasis

Pemberian obat masal pencegah filariasis dilakukan terhadap semua penduduk, satu tahun sekali selama 5 tahun berturut-turut.

Dosis pemberian obat POMPFil :

Umur (tahun)

DEC (100mg)

Albendazole (400mg)

2-5 Tahun

1

1

6-14 Tahun

2

1

>14 Tahun

3

1

 

Penduduk yang ditunda pemberian obat POMPFil :

·         Anak usia 2 tahuun kebawah

·         Ibu hamil

·         Penderita gangguan fungsi hati

·         Penderita gangguan fungsi ginjal

·         Orang yang sedang sakit

·         Penderita filarisis yang dalam serangan akut (tunggu sampai sembuh)

·         Penderita kwashiorkhor atau marasmus

·         Penduduk usia lanjut (75 tahu keatas)

·         Penderita yang dalam serangan epilepsi (ayan)

Pelaporan dan rujukan kasus kejadian ikutan POMPFil

Obat POMPFil di dalam tubuh manusia akan membunuh anak cacing dan cacing filaria. Cacing yang mati akan menyebabkan reaksi yang disebut reaksi pengobatan. Reaksi pengobatan yang mungkin terjadi adalah : sakit kepala, gatal, dan mual. Jika ada reaksi obat harus dilaporkan kepada kader dan petugas puskesmas untuk diperiksa lebih lanjut.

d.      Monitoring dan evalusi POMPFil

Monitoring dilakukan dengan survey darah jari

Hasil survei darah jari tahun kelima akan diteruskan dengan survei penilaian penularan (TAS) pada anak sekolah.

Jika survei penilaian penularan(TAS) hasilnya negatif, maka kabupaten bisa menghentikan POMPFil.