Defenisi
Hemothorak adalah adanya darah yang masuk ke dalam area pleural (antara pleura visceralis dan pleura parietalis) atau adanya kumpulan darah didalam ruang antara dinding dada dan paru-paru (rongga pleura).
Klasifikasi
· Hemothorak kecil : tampak sebagian bayangan kurang dari 15% pada foto rontgen, perkusi pekak sampai ke iga IX.
· Hemothorak sedang : tampak tertutup bayangan pada fptp rontgen sekitar 15-35%, perkusi pekak sampai ke iga ke VI
· Hemothorak besar : tampak tertutup bayangan pada foto rontgen lebih dari 35%. Dan perkusi pekak sampai ke iga IV
Etiologi
Trauma dada yang kebanyakan disebabkan kecelakaan lalu lintas yang akan mengakibatkan ruda paksa tumpul pada rongga thorak (hemothorak) dan abdomen. Trauma tajam dapat disebabkan oleh tikaman dan tembakan. Penyebabab lain dari hemothorak adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah intercostal atau arteri mamaria interna yang disebabkan oleh cederatajam atau cedera tumpul. Dislokasi fraktur vertebra torakal juga dapat menyebabkan hemothoraks. Biasanya perdarahan bisa berhenti spontan dan tidak memerlukan intervensi operasi. Dapat juga terjadi pada pasien yang memiliki :
· Kelainan cacat pembekuan darah
· Kematian jaringan paru
· Kenker paru atau pleura
· Operasi jantung
· Tuberkolusis
Patofisiologi
Pada trauma tumpul dada, tulang rusuk dapat menyayat jaringan paru-paru atau arteri, menyebabkan darah berkumpul di ruang preura. Benda tajam seperti pisau atau peluru menembus paru-paru. Mengakibatkan pecahnya membran serosa yang melapisi atau menutupi thorak dan paru-paru. Pecehnya membran ini memungkinkan masuknya darah ke rongga pleura. Setiap sisi thorak dapat menahan 30-40% dari volume darah seseorang.
Manifestasi klinis
tidak menimbulkan nyeri selain luka yang berdarah di dinding dada. Luka dipleura visceralis umumnya juga tidak menimbulkan nyari. Kadang-kadang anemia dan syok hipovolemik merupakan keluhan dan gejala yang pertama muncul. Secara klinis pasien mununjukkan distress pernapasan berat, agitasi, sianosis, takhipnea berat, takhikardi dan peningkatan awal tekanan darah, diikuti dengan hipotensi sesuai dengan penurungan curah jantung.
Pemeriksaan Diagnosis
· Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara/cairan pada area pleura, dapat menunjukkan penympangan sturktur mediastinum (jantung)
· GDA : variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi gangguan mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi. PaCO2 kadang-kadang meningkat. PaO2 mungkin normal atau menurun, saturasi iksigen biasanya menurun.
· Torasentesis : menyatakan darah atau cairan serosanguinosa (hemothoraks)
· Hb : mungkin menurun, menunjukkan kehilangan darah.
Penatalaksanaan Medis
1. Hemothorak kecil : cukup diobservasi, gerakan aktif (fisioterapi) dan tidak memerlukan tindakan khusus
2. Hemothorak sedang : di pungsi dan penderita diberi transfusi darah. Pungsi sedapat mungkin dikeluarkan semua cairan. Jika ternyata kambuh dipasang penyalir sekat air.
3. Hemothorak sedang : diberi penyalir sekat air dirongga antara iga dan transfusi.
Tujuan pengobatan adalah untuk menstabilkan pasien, menghentikan pendarahan dan menghilangkan darah dan udara dalam rongga pleura. Penanganan pada hemothoraks adalah :
· Resusitasi cairan
Terapi awal hemothoraks adalah dengan penggatian volume darah yang dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai dengan infus cairan kristaloid secara cepat dengan jarum besar dan kemudidan pemberian darah dengan golongan darah spesifik secepatnya. Darah dari rongga pleura dapat dikumpulkan dalam penampungan yang cocok untuk auto transfusi. Bersamaan dengan pemberian infus depasang pula chest tube (selang dada)
· Pemasangan chest tube (WSD)
WSD ukuran besar digunakan agar darah pada thoraks tersebut dapat cepat keluar sehingga tidak membeku didalam pleura. Chest tube tersebut akan mengeluarkan darah dari rongga pleura dan dapat dipakai dalam memonitor kehilangan darah selanjutnya. Evaluasi darah/cairan juga memungkinkan dilakukannya penilaian terhadap kemungkinan terjadinya ruptur diafragma traumatik. WSD adalah suatu sistem drainase yang menggunakan air. Fungsi WSD sendiri adalah untuk mempertahankan tekanan negatif interapleur/cavum pleura.
Ada dua macam WSD yaitu : WSD aktif (continius suction, gelembung berasal dari udara sistem) dan WSD pasif (gelembung udara berasal dari cavum thoraks pasien.
Pmesangan WSD :
Selang dada dapat bekerja sebagai drain untuk udara ataupun cairan. Untuk mengatasi masalah-masalah gangguan pulmonal tersebut, selang dimasukkan kedalam rongga pleura (antara pleura visceralis dan pleura parietalis) agar tekanan negatif intera pleural kembali normal. Pada bedah jantung selang ditempatkan didala perikardium atau mediastinum dibawah insisi stemotomi, selang dada diletakkan ssebelu dilakukan sebelum penutupan sayatan pada pembedahan paru dan jantung atau dilakukan ditempat tidur sebagai tindakan kedaruratan untuk mengatai pneumothoraks atau hemothoraks
Tujuan pemasangan selang dada adalah untuk mengeluarkan udara, cairan atau keduanya dari rongga thoraks.
· Thoracotomy
Thoracotomy dilakukan bila dalam keadaan :
a. Jika pada awal pneumothorak sudah keluar 1500 ml, kemungkinan penderita tersebut membutuhnkan thoracotomy segera.
b. Pada beberapa pasien pada awalnya darah yang keluar < 1500 ml, tetapi perdarahan tetap berlangsung terus
c. Bila didapatkan kehilangan darah terus menerus sebanyak 200 cc/jam dalam waktu 2-4 jam
d. Luka tembus thoraks didaerah anterior, medial dari garis puting susu atau luka didaerah posterior, medial dan scapula harus dipertimbangkan kemungkinan diperlukan thoracotomy, oleh karena kemungkinan melalui pembuluh darah besar, struktur hilus atau jantung yang potensial menjadi temponade jantung.
Transfusi darah diperlukan selama ada indikasi untuk thoracotony. Selama penderita dilakukan resusitasi, volume darah awal yang dikeluarkan dengan chest tube dan kehilangan darah selanjutnya harus ditambahkan kedalam cairan pengganti yang akan diberikan. Warna darah (arteri dan vena) bukan merupakan indikator yang baik untuk dipakai sebagaidasar dilakukan thoracotomy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar