Penyakit PES merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain dan dapat ditularkan kepada manusia. Pes pada manusia yang pernah dikenal sebagai Black Death pada perang dunia II dan mengakibatkan kematian yang sangat tinggi.
Penyakit ini juga dikenal sebagai “sampar” yaitu penyakit yang sangat fatal dengan gejala bakteriamia, demam yang tinggi, shock, penurunan tekanan darah, nadi cepat dan tidak teratur, gangguan mental, kelemahan, kegelisahan dan koma (tidak sadar).
Gambaran Klinis
Gejala klinis pes dibagi dalam fase, yaitu :
1. Tipe Bubonik, ditandai dengan gejala demam, konstipasi, diare dan muntah dan gejala spesifik limphadenitis (pembesaran kelenjar getah bening didaerah ketiak dan lipat paha)
2. Tipe Pulmonik ditandai dengan gejala malaise, sakit kepala, muntah, batuk dengan sputum yang produktif dan cair serta sesak napas.
3. Stadium meningitis ditandai dengan gajala sakit kepala hebat, kaku kuduk, serta dapat berlanjut dengan kejang dan koma.
Etiologi
Berdasarkan oleh kuman/bakteri Yersinia Pestis (Pasteurellapestis). Sesuai dengan nama penyebabnya maka penyakit ini dekinal pula dengan nama Pasteurellosis atau yersiniosis. Selain itu juga dikenal dengan nama Plague.
Keman berbetuk batang, ukuran 1,5-2 x 0,5-0,7 mikron, bipolar, nonmotil on sporing, pengecatan bersifat gram negatif, pada suhu 280C merupakan suhu optimum tetapi kapsul berbentuk tidak sempurna. Pada suhu 370C merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri ini.
Masa Inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit pes tipe Bubo adalah 2-6 hari, sedang masa inkubasi untuk tipe paru-paru adalah 2-4 hari.
Sumber Dan Cara Penularan
Sumber penyakit pes adalah hewan-hewan rodent (tikus, kelinci). Kucing dapat pula sebagai sumber penularan kepada manusia. Di Amerika kecuali tikus, tupai juga merupakan sumber penularan yang penting.
Ditularkan dari tikus kemanusia, melalui gigitan pinjal yang merupakan vektor dari penyakit ini. Jenis pinja yang dikenal sebagai penyakit pes adalah : Xenopsylla cheposis, Culex iiritans, Neopsylla sandaica, Stivalius cognatus.
Pengobatan
Diberikan Streptomycine dengan dosis 3 gr/hari (IM) selama 2 hari berturut-turut, kemudian dosis dikurangi menjadi 2 gr/hari selama 5 hari berturut-turut. Setelah demam hilang dilanjutkan dengan pemberian :
1. Tetracyclin 4-6 gr/hari selama 2 hari berturut-turut, kemudian dosis diturunkan menjadi 2 gr/hari selama 5 hari berturut-turut atau,
2. Chloramphenicol 6-8 gr/hari selama 2 hari berturut-turut, kemudian diturunkan menjadi 2 gr/hari selama 5 hari berturut-turut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar