Rabu, 06 November 2013

Anastesi Dan Analgesia Pada Persalinan

Prinsip umum

Langkah-langkah dalam penanganan nyeri dan pemberian rasa nyaman pada ibu bersalin adalah:

·         Perhatian yang mendukung oleh para penolong sebelum, selama, dan sesudah prosedur (mengeurangi kecemasan dan rasa sakit)

·         Penolong dapat secara baik bekerja dengan ibu yang masih sadar dan terlatih memakai peralatan secara khusus.

·         Memilih macam dan tingkat penanganan rasa nyeri dengan memakai obat-obatan.

Tips untuk melakukan prosedur pada ibu yang masih sadar adalah :

·         Menjelaskan setiap langkah sebelum melakukan setiap prosedur

·         Memberikan premedikasi pada kasus-kasus yang diperkirakan melebihi waktu 30 menit.

·         Memberikan analgesia dan sedatif pada waktu yang tepat sebelum tindakan (30 menit sebelumnya jika diberikan IM. Dan 60 menit sebelumnya jika diberikan secara oral).

·         Memberikan dengan pengeceran

·         Cek tingkat anastesia dengan pinset, jika masih terasa sakit tunggu 2 menit dan lakukan tes lagi.

·         Tunggu beberapa detik setiap langkah

·         Gerakkan perlahan tanpa melakukan gerakan yang ccepat dan menyentak

·         Perlakukan jaringan secara lembut dan hindari retraksi, penarikan atau penekanan yang tidak diperlukan.

·         Gunakan alat-alat dengan penuh keyakinan

·         Hindari penggunaan kata-kat seperti : “ini tidak akan menyekitkan”, yang kenyataannya akan menyakitkan. Dan “saya hampir selesai” padahal anda belum selesai.

·         Ajak bicara ibu selama tindakan berlangsung.

Mengurangi rasa sakit saat persalinan

·         Persepsi rasa sakit sangat bervariasi bergantung pada keadaan emosional si ibu. Dukungan yang baik selama persalinan dapat menenagkan dan mengurangi rasa sakit.

·         Memperbolehkan berjalan-jalan atau mengubah posisi yang nyaman sesuai dengan kehendak ibu.

·         Pendamping persalinan dapat membantu melakukan masase punggung atau mengusap mukanya diantara kontraksi

·         Pergunakan tehnik pernapasan tertentu atau berendam air hangat atau diguyur.

Jika diperlukan bisa diberikan :

·         Petidin 1 mg/kg BB (tetapi tidak lebih dari 100 mg) IM atau IV pelan-pelan setiap 4 jam sesuai dengan kebutuhan atau morfin 0,1 mg/kg BB IM.

·         Jika terjadi meuntah berikan prometazin 25 mg IM atau IV.

·         Barbiturat dan sedativa tidak boleh digunakan untuk mengurangi kescamasan saat persalinan.

Perhatian :

Jika petidin atau morfin di berikan pada ibu, bisa terjadi depresi pernapasan bayi. Nolakson merupakan antidotum.

·         Jika ditemuai adanya tanda-tanda depresi pernapasan bayi yang baru lahir , segera lakukan resusitasi :

o   Setelah ditemukan tanda-tanda vital berikan nolakson 0,1 mg/kg BB IV

o   Jika bayi telah menunjukkan sirkulasi perifer yang adekuat setelah resusitasi berhasil, nolakson dapat diberikan IM. Dosis ulangan mungkin perlu diberikan untuk menghindari kembalinya depresi pernapasan.

·         Jika tidak terjadi depresi napas  dan pemberian petidin atau morfin dalam sekitar proses persalinan perlu observasi apakah ada tanda-tanda depresi pernapasan.

Ansatesia lokal

Anastesi lokal (lignokain dengan atau tanpa adrenalin) digunakan untuk menginfiltrasi jaringan dan mengeblok saraf sensorik.

lignokain

Lignokain 2% dan 1% membutuhkan pengeceran sebelum digunakan (lihat kotak dibawah. Untuk sebagian besar tindakan obstetrik , sediaan diecerkan sampai 0,5% supaya dapat memberikan efek maksimum dengan toksisitas yang paling sedikit.

lignocain

Adrenalin

Adrenalin dapat menyebabkan vasokontriksi lokal sehingga pemakaian lignokain lebih mengentungkan karena :

·         Perdarahan sedikit

·         Efek anastesia lebih lama(1-2 jam)

·         Mengurangi resiko toksisitas (diberikan jika pemakaian lignokain lebih dari 40 ml)

·         Konsentrasi yang dipakai 1:200.000 (5 mcg/ml)

Formula untuk preparasi larutan 0,5% ignocdain dicampur 1:200.000 adrenalin

Volume Anastesia Lokal Yang Dibutuhkan

Garam Fisiologik 0,9% (Nacl)

Lignokain 2%

Adrenalin 1:1.000

20 ml

15 ml

5 ml

O,1 ml

40 ml

30 ml

10 ml

0,2 ml

100 ml

75 ml

25 ml

0,5 ml

200 ml

150 ml

50 ml

1 ml

 

Premedikasi dengan prometazin dan diazepam

Premedikasi dibutuhkan untuk tindakan yang lebih dari 30 menit. Dosis harus disesuaikan dengan berat badan dan kondisi ibu tersebut dan kondisi janin (jka ada).

Kombinasi yang banyak dipakai adalah :

·         Berikan petidin 1 mg/kg BB (tapi jangan melebihi 100mg) IM atau IV secara perlahan atau berikan morfin 0,1 mg/kgBB IM

·         Berikan diazepam secara perlahan sebanyak 1 mg IV dan tunggu paling sedikit 2 menit sebelum meberikan tambahan lain. Kadar sedasi yang cukup dan aman akan dicapai jika kelopak mata bagian atas ibu jatuh dan menutupi bagian pinggir pupil. Pantau pernapasan permenitnya, jika pernapasan dibawah 10 kali permenit, hentikan pemberian obat-obatan.

jangan memberikan DZP

Komplikasi

Cara Menghindari Komplikasi

Semua jenis anastesia lokal mempunyai kecendrungan menjadi racun. Komplikasi utama obat anastesia lokal sangatlah jarang. Cara terbaik menghindari komplikasi adalah :

·         Hindari penggunaan lignokain dengan konsentrasi lebih dari 0,5%

·         Jika menggunakan lebih dari 40 ml larutan anastesia, tambahkan adrenalin untuk menunda terjadinya dispersi. Tindakan-tindakan yang membutuhkan lebih dari 40 ml lignokain 0,5% adalah seksio sesarea atau perbaikan robekan perineum yang luas.

·         Gunakan dosis efektif yang terendah

·         Awasi batas maksimum dosis aman. Utnuk seorang dewasa, dosis ini adalah 4 mg/kgBB untuk lignokain tanpa adrenalin dan 7 mg/kgBB untuk lignokain dengan adrenalin. Efek zat anastesia ini akan berlangsung paling sedikit selama 2 jam. Dosis dapat diulang jika diperlukan setelah 2 jam.

·         Masukkan secara perlahan

·         Hindari kesalahan suntikan kedalam pembuluh darah. Ada 3 cara untuk menghindari hal di atas :

o   Tehnik menggerakkan jarum (khususnya intuk filtrasi jaringan) : jarum digerakkan secara teratur sewaktu memasukkan obat, hal ini dapat membuat cairan tersebut akan sulit memasuki pembuluh darah.

o   Tehnik aspirasi terlebih dahulu (khususnya untuk blok saraf sewaktu sejumlah cairan disuntikkan ke suatu area) : dilakukan aspirasi terlebih dahulu sebelum menyuntikkan obat, jika didapati adanya darah, reposisi jarum dan ulangi.

Diagnosis Alergi Dan Keracunan Lignokain

Alergi

Keracunan Ringan

Keracunan Berat

Toksisitas Mengancdam Jiwa (Sangat Jarang)

·      Syok

·      Kemerahan pada kulit

·      Bercak pada kulit

·      Bronkospasme

·      Muntah

·      Penyakit serum

 

·         Baal pada lidah dan kulit

·         Rasa logam pada mulut

·         Sakit kepala atau pusing

·         Kesulitan memusatkan pandangan

·         Mengantuk

·         Disorientasi

·         Twitching otot dan menggigil

·         Berbicara tidak jelas

·         Kejang tonik klonik

·         Depresi dan henti napas

·         Depresi dan henti jantung

 

Penanganan alergi lignokain :

·         Berikan adrenalin 1;1.000, 0,5ml IM, diulang setiap 10 menit bila diperlukan

·         Pada kondisi akut, berikan hidrokortison 100mg IV settiap jam

·         Untuk menghindari rekurensi, berikan difenhidramin 50mg IM atau IV secara perlahan, kemudian 50 mg melalui mulut tiap 6 jam

·         Untuk bronkospasme, berikan aminofilin 250 mg dalam cdairan Nacl 0,9% 10 ml secara perlahan.

·         Pada keadaan edema larings mungkin dibutuhkan tindakan trakeostomi segera.

·         Jika didapati adanya syok, lakukan penatalaksanaan standar untuk syok

·         Untuk gejala yang parah atau rekurensi mungkin dibutuhkan pemberian kortikosteroid (seperti hidrokortison IV 2mg/kgBB setiap 4 jam sampai perbaikan kondisi). Pada kondisi kronis berikan prednison 5 mg atau prednisolon 10 mg melalui oral setiap 6 jam sampai kondisi membaik.

Kejang 

·         Miringkan pasien ke kiri

·         Berikan oksigen 6-8 liter permenit dengan sungkup atau kanula hidung

·         Berikan diazepam 1-5mg IV, berikan per 1mg, ulangi jika kejang berulang.

Henti Napas

·         Beri bantuan pernapasan denngan sungkup atu alat bantu napas atau melalui intubasi endotrakeal

·         Beri O2 4-6 L/menit

Henti Jantung

·         Hiperventilasi dengan O2

·         Lakukan pemijatanpada jantung

·         Jika pasien belum melahirkan, segera lahirkan bayi dengan seksio sesarea, dengan anastesi umum

·         Berikan adrenalin 1:10.000, 0,5 ml IV

Keracunan Adrenalin

·         Keracunan adrenalin sistemik sebagai akibat dari pemberian adrenalin berlebihan atau masuknya adrenalin melalui IV ssecara tidak sengaja, mengakibatkan : lemas, berkeringat, hipertensi, perdarahan serebral, peningkatan denyut jantung, fibrilasi ventrikel

·         Keracunan adrenalin lokal terjadi jika konsentrasi berlebih sehingga mengakibatkan iskemia pada tempat penyuntukan dengan penyembuhan yang jelek.

Analgesia pazca bedah

Kontrol nyeri pasca bedah sangatlah penting. Seorang ibu yang berada dalamkesakitan tidak akan sembuh dengan baik.

Catatan : hindari penggunaan sedatif yang berlebihan karena hal ini akan membatasi mobilitas. Yang merupakan hal penting dalam periode pasca bedah.

Aturan yang cukup baik untuk mengendalikan nyeri paca bedah adalah :

·         Berikan paracetamol 500mg peroral sesuai dengan kebutuhan

·         Petidin 1mg/kgBB (tetapi tidak lebuh dari 100mg) atau IV atau morfin 0,1 mg/kgBB IM setiap 4 jam sesuai dengan kebutuhan

·         Kombinasi narkotik diatas dengan dosis yang lebih rendah dengan paracetamol

·         Jika muntah berikan anti muntah atau prometazin 25mg IM atau IV setiap 4 jam.

 

Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal (Tahun 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar