Minggu, 27 Oktober 2013

Obat-obatan penurun tekanan darah Dapat Menurunkan Resiko Alzheimer

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang-orang yang mengkonsumsi obat tekanan darah yang umum memiliki resiko rendah untuk terkena penyakit alzheimer  secara signifikan dari pada yang tidak mengkonsumsinya.
Meskipun belum sangat jelas bagaimana obat seperti ACE Inhibitor atau diuretic kemungkinan melindungi otak, penellitian membuktikan penemuan baru yang bisa mengarah pada pemahanan yang lebih baik tentang alzheimer dan pengobatan terbaru  untuk memperlambat atau menunda perkembangan penyakit Memory-Robing (Perampok Daya Ingat).
“kami menemukan penurunan resiko sebanyak 50%. Dan anda akan mengatakan pasti ada sesuatu disana,” kata pemimpin study Dr. Sevil Yasar, sebagai asisten profesor obat-obatan  dan gerontology  di Jhons Hopkins University School Of Medicine.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 2.200 orang antara 75 dan 96 tahun. Mereka  awalnya mendaftarkan diri dalam pengamatan dalam study apakah ginkgo biloba dapat mengurangi resiko alzheimer. Ternyata jawabannya adalah tidak, tapi para ahli menggunakan data yang sudah dikumpulkan untuk melakukan analisis yang terpisah pada efek protektif beberapa obat penurun tekanan darah yang sering diresepkan, termasuk diuretik, ARBs dan ACE Inhibitor.
Studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Neurology, menunjukkan bahwa penggunaan secara rutin obat-obatan ini dapat mengurangi bahkan setengah dari resiko Demensia Alzheimer.
Obat ini digunakan oleh jutaan orang tua amerika. Sebagai contoh, Lasix adalah salah satu yang peling sering diresepkan diuretik. Lotensin, Capoten (ACE Inhibitor). Teveten dan Avapro (ARBs).
Para peneliti mengatakan Diuretik adalah pengobatan lini pertama pada tekanan darah tinggi, juga dihubungkan dengan penurunan resiko alzheimer hingga 50% diantara para peserta yang sudah menunjukkan tanda “mild cognitive Impairment”—sedikit gangguan dalam berfikir dan memori yang sering merupakan pendahulu pada penyakit alzheimer.
Persisnya bagaimana obat ini mengurangi resiko untuk alzheimer masih belum jelas . namun kemungkinan merupakan hasil dari menurunkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi diketahui merupakan faktor resiko untuk berfikir jangka panjang dan masalah berfikir jangka panjang dan masalah memori, kata Dr. Matius McCoyd, Asisten Profesor Neurologi di University Medical Center di Chicago.
Tekanan darah tinggi meningkatkan resiko penyakit iskhemik pada pembuluh darah kecil , dimana pembuluh darah kecil diotak mengecil dan menyempit, kata McCoyd,  yang tidak terlibat dalam penelitian “hal ini dapat mengakibatkan sejumlah masalah dengan pemikiran dan memori”penurunan tekanan darah dapat mengurangi cedera ke bagian otak yang terlibat dalam memori. Lanjut McCoyd.
Namun menurut penelitian jika penurunan tekanan darah merupakan akar permasalahannya, seharusnya semua obat penurun tekanan darah dapat menurunkan resiko pada pasien Alzheimer. Tapi buktinya tidak semua obat penurun darah tinggi inimelakukannya.“ yang mengejutkan dan mengecewakan kami tidak menemukan efek menguntungkan dari Calsium Chanel Blocker, Beta Blockers juga tidak dikaitkan dengan penurunan resiko dimensia pada penyakit Alzheimer.” Kata Yasar
Penelitian sebelumnya menyarankan bahwa subkelompok spesifik Bocker Klsium Chanel mungkin memiliki efek perlindungan “Hal ini belum berakhir sampai disini, ada sesuatu, tapi ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk analisis subkelompok ini” unkap Yasar.
Dia juga mengatakan studi yang terbatas oleh fakta bahwa data yang dikumpulkan unutk menilai efek dari Ginkgobiloba. Sehingga mengakibatkan para peneliti tidak mampu menentukan jika pasien mengambil obat tekanan darah yang telah ditentukan atau jika mereka telah menggunakan obat ini pada masa lampau.
Jadi pertanyaannya masih tetap yaitu : Apakah obat tekanan darah tertentu mengurangi resiko alzheimer  karena efek penurunan tekanan darah, atau sesuatu yang lain yang terjadi?
Sifat keseluruhan manfaat kesehatan obat-obat ini belum jelas murni sebagai punurun darah tinggi saja,” kata McCoyd “apakah obat ini memberikan manfaat tambahan dalam hal kesehatan otak?, jika memang begitu pasien dengan resiko tinggi untuk penyakit otak, terutama dimensia, dapat mengambil manfaat dari repurpusing dari pengobatan ini.”
Penurun takanan darah yang selalu digunakan untuk penanganan kondisi lain dalam tekanan darah, seperti tremor dan sakit kepala , dengan banyaknya orang yang dipengaruhi dengan perubahan memori dan berfikir , menggunakan obat ini untuk mencegah dimensia mungkin memiliki dampak sosial yang besar.”
Namun, McCoyd memperingatkan bahwa penelitian yang lebih banyak diperlukan sebelum orang-orang dengan tekanan darah normal secara otomatis diresepkan obat penurun tekanan darah untuk mengurangi resiko dimensia. Meskipun secara luas obat ini dianggap aman, semua obat memiliki efek samping, katanya. Efek samping yang umum pada pengobatan penurun tekanan darah termasuk pusing, batuk, ruam, kelelahan, mual dan sakit kepala
Observasi yang lebih pada studi seperti ini , dimana belum dapat membuktikan sebab akibat tidak langsung adalah bukan jawabannya, kata Yasar.
“ini waktunya untuk melakukan uji klinis untuk obat (tekanan darah) ini,” katanya. “kami tahu obat-obat ini merupakan penurun tekanan darah, tetapi bisa saja ada sesuatu di luar ini yang terjadi? Hipotesis kami adalah ya, ada sesuatu yang lain,”
Sumber : WebMD

Penatalaksanaan Diare Pada Anak

Cara penanganan diare terbaik adalah dengan melakukan rehidrasi (pengembalian cairan yang hilang) dan mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit. Cairan intravena hanya diberikan pada keadaan dehidrasi berat.

Satu-satunya jenis diare yang perlu diobati dengan antibiotik adalah diare dehidrasi berat didaerah kolera dan disentri

Jangan beri obat antidiare dan anti muntah (anti emetik) pada anak dan bayi, karena obet tersebut tidak mengobati diare dan beberapa diantaranya berbahaya. Obat-obat berbahaya tersebut antara lain anti spasmodik (codein, opium tinctur diphenoxylate, loperamide) atau anti muntah (chlorpromazine).  Diantaranya ada yang mengakibatkan lumpuhnya gerakan usus atau tidur terus secara tidak normal. Bebrapa juga berakibat fatal terutama bila diberikan pada bayi. Obat anti diare lain yang tidak membahayakan tetapi tidak efektif unutk mengobati diare adalah : kaolin, attalpugite, smectine dan activated charcoal/norit. Pemakaian obat anti diare dapat menunda penanganan dengan oralit karena dapat menghambat penyerapan oralit oleh tubuh.

Pemberian tablet zinc untuk semua penderita diare

Zinc merupakan zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan. Zinc yang ada dalam tubuh akan hilang dalam jumlah besar saat anak menderita diare. Penggantian zinc  yang hilang sangat diperlukan dalam proses kesembuhan untuk menjaga kesehatan pada bulan berikutnya. Berikut  tata cara pemberian zinc pada anak diare :

·         Pestikan semua anak mendapat tablet zinc sesuai dosis dan waktu yang ditentukan, kecuali bayi muda (kurang dari 2 bulan).

·         Dosis tablet zinc (1 tablet = 20 mg) : dosis tunggal selama 10 hari

ü  Umur 2 bulan-6 bulan            : ½ tablet

ü  Umur 6 bulan                         : 1 tablet

·         Cara pemberian tablet zinc :

ü  Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut kurang lebih 30 detik), segera berikan kepada anak jangan mencampur tablet zinc dengan oralit atau LGG (larutan gula garam)

ü  Apabila anak muntah sekitar ½ jam setelah pemberian tablet zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis terpenuhi.

ü  Ingatkan untuk memberikan tablet zinc selama 10 hari mfeskipun diare sudah berhenti

ü  Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan infus , tetap berikan tablet zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.

Rancana Terapi A : Penangan Diare Dirumah

Rencana terapi A yaitu : untuk pengobatan diare tanpa dehidrasi. Ada 4 aturan perawatan dirumah, yaitu :

1.       Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)

·           Jelaskan kepada ibu :

ü Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian

ü Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan

ü Jika anak tidakmemperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) aaatau air matang

·           Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan dirumah

·           Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit/cairan lain yang harus diberikan setiap kali anak BAB :

ü  Sampai umur 1 tahun            : 50 – 100ml setiap kali BAB

ü  Umur 1-5 tahun                       : 100 – 200ml setiap kali BAB

Katakan pada ibu :

ü  Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas

ü  Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat

ü  Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti

 

2.       Beri tablet zinc

Zat gizi zinc dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat regenerasi sel yang rusak. Penelitian telah membuktikan bahwa pada anak diare, pemberian zinc dapat menurunkan keparahan diare 2-3 bulan berikutnya, bahkan dapat meningkatkan selera makan anak.

Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat tablet zinc sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan.

3.       Lanjutkan pemberian makanan

4.       Kapan harus kembali

Nasihati ibu untuk kembali segera jika : BAB anak bercampur darah, dan anak malas untuk minum.

 

Rencana terapi B : penangan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit

Berikan oralit diklinik sesuai dianjurkan selama priode 3 jam.

Umur

Sampai 4 Bln

4-12 Bulan

12-24 Bulan

2-5 Tahun

Berat Badan

< 6 kg

6-10 kg

10-12 kg

12-19 kg

Jumlah Cairan

200-400

400-700

700-900

900-1400

·           Tentukan dan sejumlah oralit untuk 3 jam pertama

Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (kg) X 75 ml

Digunakan umur hanya bila berat badan anak tidak diketahui

ü  Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman diatas

ü  Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga 100-200 ml air matang selama periode ini.

·           Tunjukkan cara pemberian oralit

ü  Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas.

ü  Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat

ü  Lanjutkan ASI selama anak mau

·           Beri tablet zinc selama 10 hari

·           Setelah 3 jam

ü  Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya

ü  Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan

ü  Mulailah memberi makan anak

·           Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai

ü  Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit dirumah

ü  Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan

ü  Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan 6 bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A

ü  Jelaskan 4 aturan perawatan oralit dirumah

Rencana terapi C : penanganan dehidrasi berat dengan cepat

Alur rencana terapi C

Dapatkah saudara memberi cairan intravena?

tidak

ya

Lanjutkan ke bawah

Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut, sementara  infus disiapkan. Beri 100m/kgBB cairan RL (ringer laktat), jika tidak tersedia gunakan Naclyang dibagi sebagai berikut :

umur

Pemberian pertama 30 ml/kgBB selama :

Pemberian selanjutnya 70 ml/kg selama :

Bayi

(< 12 bulan)

1 jam

5 jam

Anak

(12 bulan-5 tahun)

30 menit

2,5 jam

Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba

·  Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat

·  Juga beri oralit (±5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum, biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan berianak tablet zinc sesuai dosis dan jadwal yang dianjurkan.

·  Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam . nilai dehidrasinya. Kemudian pilih rencana terapi yang cocok

 

Apakah ada fasilitas cairan intravana yang terdekat (dalam 30 menit)?

tidak

ya

Lanjutkan kebawah

·       Rujuk segera untuk pengobatan intravena

·       Jika anak bisa minum, beri ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anak sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan

Apakah saudara telah dilatih menggunakan pipa orogstrik unutk rehidrasi?

Tidak

Ya

Lanjutkan kebawah

·       Mulailah melakukan rehiddrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik : beri 20 ml/kg/jam (total120 ml/kg)

·       Periksa kembali anak setiap 1-2 jam :

·       Sesudah 6 jam, periksa kembali anak.  Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tentukan rencana terapi  yang sesuai (A,B,C) unutk melanjutkan penanganan

Apakah anak masih bisa minum?

Tidak

Ya

Rujuk segera ke rumah sakit untuk pengobatan IV dan OGT

·       Mulailah melakukan rehiddrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik : beri 20 ml/kg/jam (total120 ml/kg)

·       Periksa kembali anak setiap 1-2 jam :

·       Sesudah 6 jam, periksa kembali anak.  Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tentukan rencana terapi  yang sesuai (A,B,C) unutk melanjutkan penanganan

 

CATATAN :

Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan bahwa ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian cairan oralit per oral

 

 

Sumber : MTBS – MODUL (2008)

Jumat, 25 Oktober 2013

Kombinasi Antimikroba/Antibiotik

 

Antimikroba adalah substansi kimia yang dihasilkan oleh bermacam-macam spesies dari mikroorganisme (bakteri, jamur, aktinomisetes) yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Sampai saat ini sudah lebih sereatus macam antimikroba yang ditemukan terutama setelah para ahli menemukan cara pembuatan antimikroba sintetis.

Oleh Weinstein, berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi menjadi :

1.       Obat yang menghambat sintesis dinding sel bakteri. Seperti : penisilin, sefalosporin, siklosporin, sikloserin, vankomisin, ristosetin dan basitrasin.

2.       Obat yang mempengaruhi permeabilitas membran sel bakteri. Seperti : polimiksin, kolistin dan obat-obat anti jamur misalnya nstatin dan amfoterisin.

3.       Obat yang terutama menghambat sintesis protein bakteri dengan efeknya pada ribosom. Seperti : tetrasiklin, streptomisin, eritrommisin, linkomisin, dan klindamisin.

4.       Obat yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat. Seperti : rifampisin, dan asam nalidiksat.

5.       Obat anti metabolit. Seperti : sulfonamid, trimetropin, asam aminosalisilat dan senyawa sulfon.

Beberapa kombinasi ternyata bermanfaat untuk indikasi klinik tertentu, tetapi banyak pula yang akhirnya hanya menimbulkan missues klinik serta kerugian yang dapat timbul akibat penggunaan kombinasi antimikroba yang tidak terarah.

Kombinasi Antimikroba Yang Rasional

Penggunaan antimikroba yang bersamaan masih merupakan hal yang rasional dan dianjurkan pada keadaan tertentu. Permasalahannya adalah memilih kombinasi dan indikasi yang tepat. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai adanya interaksi obat-obat tersebut.

Dua acam antimikroba yang dikombinasikan pemakaiannya terhadap mikroorganisme dapat menimbulkan efek :

·         Sinergistik, apabila kombinasi antimikroba menghasilkan efek antibakteri yang lebih besar, dibandingkan jumlah efek masing-masing antimikroba.

·         Antagonistik, apabila kombinasi antimikroba menimbulkan efek antibakteri yang kurang, dibandingkan dengan jumlah efek masing-masing antimikroba.

·         Indiferen, ababila kombinasi antimikroba tersebut menunjukkan efek antibakteri yang kurang lebih sama dengan jumlah efek masing-masing antimikroba.

Untuk menduga efek yang mungkin terjadi dari kombinasi obat-oabt tersebut dari Jawetz dan Gunnison. Mereka menyatakan bahwa jenis antimikroba bakteriostatik, seringkali bersifat antagonistik dengan antibakteri bakterisid, dan bahwa dua obat bakterisid sering menunjukkan sifat sinergik bila dikombinasikan.

Oleh Rahal, antimikroba dibagi menjadi dua golongan :

·         Golongan I : yang terutama bersifat bakterisid, termasuk penisilin, sefalosporin, amminoglikosida, polimiksin, basitrasin, dan kombinasi trimetropin dan sufametoxazol. Yang terakhir bahkan dalam kombinasi yang tetap.

·         Goongan dua : yang terutama bersifat bakteriostatik termasuk tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,  dan linkomisin

Harus juga dipikirkan bahwa kombinasi antimikroba yang mungkin rasional untuk mengatasi infeksi, di lain pihak toksisitasnya dapat bersifat afditif dan supra aditif. Misalnya vankomisin, bila dipakai sendiri mempunyai nefrotoksisitas yang minimal. Demikian halnya juga dengan tobramisin; tetapi apabila obat ini gunakan secara bersamaan dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang lebih berat.

Moto pengobatan secara rasional, efektif dan aman sesungguhnya harus berlaku untuk semua tindakan pengobatan oleh profesi kedokteran  dan hendaknya tidak hanya terbatas pada penggunaan antibiotika saja. Pengertian rasional adalah diagnosis penyakti harus ditegakkan dengan tepat, sehingga pemilihan obat dapat delakukkan dengan tepat dan akan kena pada sasarannya dneganmenimbulkan efek samping yang seminimal mungkin. Untuk dapat melaksanakan hal tersebut, dierlukan :

1.                 Diagnosis dan sebab penyakit secara tepat

2.                 Pilihan antibiotika yang pelin tepat

3.                 Dosis dasn cara pemberian yang tepat

4.                 Jangka waktu terapi yang tepat

5.                 Penyesuaian dengan keadaan patofisiologi pasien secara keseluruhan dengan tepat

Penggunaan antimikroba dirumah sakit dinilai tidak rasional, misalnya dalam keadaan-keadaan sebagai berikut :

·         Ada kontra indikasi terhadap penggunaan antimikroba

·         Indikasi pengobatan yang tepat

·         Dosis yang tidak benar

·         Cara pemberian dan waktu pemberian yang tidak tepat

·         Jangka waktu pemberian yang tidsak adekuat

·         Telah dibuat diagnosis laboratorium mengenai kuman patogen, tetapi tidak dilanjutkan dengan pembuatan antibiogram (kultur dan uji sensitivitas)

·         Antibiogram dibuat tetapi tidak diperhatikan adanya resistensi selang, waktu mengganti dengan memberikan animikroba yang lain.

·         Lain-lain hal :

ü  Penyakit atau keadaan yang self limiting

ü  Hasil kultur menunjukkan bahwa sama sekali tidak diperlukan pemngobatan antimikroba

ü  Tidak ada tanda-tanda infeksi yang jelas secara klinis

Obat Kombinasi Antimikroba Dosis Tetap Yang Rasional

Beberapa penulis berpendapat bahwa kombinasi dosis tetap yang rasional pada saat ini hanya kombinasi trimetropin-sulfametoxazole. Kombinasi ini bersifat sinergistik karena mekanisme kerjanya saling menunjang.

Obat kombinasi tetap yang tidak rasional

Contoh kombinasi obat tetap yang tidak raional adalah kombinasi penisillin G-Stretomisin yang terdapat dalam 1 vial. Kombinasi kedua obat ini sebenarnya hanya bersifat sinergistik pada enerokokus (streptosossus facialis) yang sering menyebabkan endokarditis bakterialis dan kadang juga bersifat sinergistik pada infeksi E. Coli, S. Aureus, Str. Viridans, tetapi kenyataannya kombinasi ini sudah tersebar luas dan dipergunakan untuk segala macam infeksi padahal sebenarnya dengan obat tunggal saja sudah cukup efektif.

Kombinasi Antimikroba Dosis Tetap

Setiawan menjelaskan syarat-syarat untuk obat kombinasi dosis tetap seperti yang ditetapkan dalam The Second Symposium On The Klinical Pharmacological Evaluation In Drug Control WHO, Copenhagen 1974 :

1.       Setiap obat tunggal yang dikombinasikan, harus telah terbukti keamanannya dan efektifitasnya

2.       Setiap obat tunggal tesebut harus sifat-sifat kimia fisik dan farmakokinetika nya. Stabilitas masing-masing obat tersendiri dalam bentuk campurannya harus diketahui

3.       Interaksi masing-masing komponen obat satu terhadap yang lain dalam bidang farmakokinetika dan farmakodinamika harus diketahui

4.       Bilamana masing-masing obat harus menunjukkan efek sinergistik atau aditif, maka waktu paruh (half time) dan lamanya bekerja obat-obat tesebut harus hampir sama besarnya

5.       Kombinasi obat harus jelas menunjukkan lebuh banyak keuntungan dari pada kerugian. Efektivitasnya bertambah, efek toksik berkurang atau spektrum aktivitas yang meluas.

6.       Masing-masing komponen obat tidak boleh menunjukkan variasi dosis yang besar untuk menimbulkan efek terapeutiknya.

Tujuan untuk mengkombinasikan obat dalam dosis tetap ialah :

1.       Meningkattkan efektifitasnya oleh karena adanya efek sinergistik adau aditif

2.       Memperluas spektrum aktivitas obat

3.       Mencegah terjadinya resistensi

4.       Mempermudah cara pemberian obat pada pasien

5.       Meringankan biaya

Kombinasi Antimikroba Dosis Tidak Tetap

Indikasi tujuan penggunaan kombinasi antimikroba yang tepat adalah sebagai berikut :

1.       Mendapatkan efek sinergistik pada pengobatan infeksi tertentu

2.       Pengobatan pada infeksi campuran oleh dua atau lebih jenis bakteri

3.       Mencegah atau menghambat timbulnya resistensi

Pengobatan pendahuluan pada infeksi berat yang letal, dimana identifikasi kuman penyebab belum dapat segera didapatkan, dan dimaksudkan untuk mendapatkan broad spectrum coverage

Tabel penggunaan kombinasi antimikroba

NO

Dasar penggunaan indikasi

Penyakit/mikroorganisme

Obat kombinasi

1.

Sinergistik

·      Endokarditis oleh enterokokus

·      Pseudomonas

·      Kleibsela

·      Berbagai mikroorganisme.

Penisilin+streptomisin/Gentamisin

 

Karbenisilin+Gentamisin

Sefalotin+gentamisin

Trimetoprim+Sulfametoxazol

 

2.

Infeksi campuran

Infeksi intra abdominal

·      Penisilin/Klindamisin+Gentamisin

·      Ampisilin+klorampheniko

·      Karbenisilin+Gentamisin

3.

Mencegah resistensi

Tuberkulosis

INH+Etambutol

4.

Pengobatan pendahuluan pada infeksi berat, dimana kuman penyebab belum diketahui

Renjatan septik septikemia

Gentamisin/Tobramisin+sefalosporin, atau

Penisilin yang resisten terhadap penisillinase segeera diganti denganobat spesifik, bila identifikasi kuman sudah ada.

 

 

Sumber : Buku  kombinasi antimikroba-FK UI