Adanya kecacatan tubuh yang sekarang dikenal sebagai cerebral palsy pertama kali dilaporkan oleh seorang ahli bedah William J. Litle pada tahun 1843 yang menemukan adanya kelainan deformaitas tubuh bayi pada proses kelahiran. Kasus ini pada mulanya diberi nama Litle’s Desease. Kemudian pada tahun 1937 Dr. Winthrop M. Phelps merubahnya menjadi nama yang sesuai yaitu Cerebral Palsy yang diartikan sebagai kemunduran kemampuan fungsionil otot sehubungan dengan kelainan otak.
Defenisi : cerebral palsy adalah suatu gangguan sikap, gerak, dan tonus disebabkan perkembangan struktur otak yang abnormal atau lesi yang non progresif dari pada otak yang immature.
(World Comission On Cerebral Palsy)
Indens : dengan semakin membaiknya pelayanan kebidanan dan perinatologi, menurunnya angka kelahiran, maka tahun demi tahun angka kejadiannya akan menuruun di negara yang telah maju (yaitu sekitar 1-2/1000 kelahiran) dengan perbandingan laki-laki : wanita = 1,4 : 1,0. Akan tetapi dinegara berkembang saat ini dengan kemajuan tekhnologi kedokteran angka kematian bayi lahir menurun, akan tetapi dengan banyaknya bayi lahir hidup maka angka kejadian kecacatan bayi diduga akan meningkat.
Etiologi
Pada prinsipnya faktor penyebab CP dibagi dalam 4 besar, yaitu :
a. Faktor prenatal : (55%) kejadian dimulai dari saat terjadinya konsepsi sampai masa gestasi 28 minggu.
1. Masa trisemester awal :
· Kelainan genetik/kromosom/bawaan
· Infeksi intera uterin : rubella, toxoplasmosis, sypilis
· Iradiasi
· Toksik/obat-obatan
· Kehamilan ganda
· Usia ibu yang terlalu tua atau muda.
2. Masa trisemester akhir
· Thread abortion
· Khronic maternal illness
· Toxemia gravidarum
· Interauterin growth reterdation
· Interauterin infection
b. Faktor perinatal (40%) masa gestasi 28 minggusampai hari postpartum
· Toxemia gravidarum
· Antepartum hemoragia
· Gangguan plasenta
· Trauma lahir
· Severe birth ashphyxia
· Infeksi
· Interauterine growthreterdation
· Hypoglycemia
· Shock
· Preterm birth
c. Faktor postnatal (5%) terjadi darimasa mulai lahir sampai umur 2 tahun
· Infeksi (meningitis, ensefalitis, dan lain-lain)
· Trauma/injury
· CVD
· Eilepsi
· Gangguan metabolisme
· Malnutrisi
· Inflamasi neurologis.
d. Tidak diketahui
Klasifikasi
Banyak klasifikasi yang dibuat orang berdasarkan atas :
a. Gejala klinik utama (Defisit Neurologik Motorik)
1. Gangguan sistem piramidal (spastik paralisis) 60% :
· Hemiplegia
· Tetraplegia/quadriplegia/bilateral hemiplagia
· Diplegia (ekstemitas bawah lebih lumpuh dari pada atas)
· Monoplegia
· triplegia
2. Gangguan sistem ekstrapiramidal 30%
· Athetosis
· Chorea – athetosis
· Dystonia
· Tremor
· Rigiditas
3. Gangguan sereblum (10%) berupa ataksia
4. Mixed (campuran)
b. Berdasarkan derajat keparahan fungsional, berat ringannya kecacatan penderita :
1. CP ringan (10%)
Masih bisa melakukan pekerjaan/aktifitas suhari-hari sehingga tidak atau hanya sedikit sekali memerlukan bantuan khusus
2. CP sedang (60%)
Aktivitas sangat terbatas sekali sehingga memerlukan bermacam bentuk bantuan pendidikan, fisioterapi, alat brace dan lain-lain (pertolongan bisa secara mabolatoir)
3. CP berat (30%)
Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktivitas fisik. Pada penderita ini sedikit sekali menunjukkan keguanaan fisioterapi ataupun pendidikan yang diberikan. Sebaiknya penderita sepeti ini dirawat dirumah perawatan khusus.
Gambaran Klinik
Gambaran klinik utama adalah gejala motorik spatis yang deterangkan diatas dan juga bisa diikuti dengan gejala penyerta yang bukan motorik, misanya berupa :
a. Gangguan sensorik :
Sensibilitas eksteroseptif/proprioseptif (30%), gangguan penglihatan/oftalmologis (50%), ganggguan pendengaran, agnosia (tactil, visual), apraxia.
b. Gangguan biscara, yang sering disertai dengan gangguan menghisap, mengunyah dan menelan dan persepsi bahasa (30%)
c. Reterdasi mental (50%)
d. Epilepsi (30%)
e. Behavior disturbance(30%).
Pengobatan Dan Rehabilitasi
Perawatan terhadap anak CP memerlukan pengertian dan kerjasama yang baik dari pihak orang tua dan keluarga penderita. Hal ini akan tercaai dengan baik jika diorganisasi terpadu pada satu pusat klinik khusus cerebral palsy yang dikelola tenaga-tenaga dari berbagai multidisipliner (misalnya : dokter anak, nuurologis, psikeater, psikolog, fisioterapist,speechterapist,ahli bedah ortopedi, bedah saraf, THT, guru luar biasa).
Obat-obatan
1. Obat anti spaspitas:
Bisanya indikasi pemberian obat-obatan anti spaspitas pada penderita CP karena :
a. Spaspitas penderita sangat hebat yang disertai rasa nyeri hingga mengganggu program rehabilitasi.
b. Keadaan hiperrefleksi yang sangat mengganggu fungsi motoris (misalnya : seperti adanya klonus kaki yang hebat)
c. Kontraksi fleksi pada tungkai yang progresif
d. Spaspitas penderita.
Contoh obat-obatan : dianjurkan beberapa obat-obatan anti spaspitas yang berfungsi inhibisi impuls yang berlebihan misalnya golongan :
· Diazepam
· Baclofen : 5 mg/8 jam, dosis bisa dinaikkan maksimum 100 mg. Titik tangkap dimedula spinalis.
· Dantrolen sodium
· Phenol injection
Meskipun ternyata hasilnya tidak begitu memuaskan untuk pengobatan terhadap serebral spastisitas tersebut tapi dapat meringankan penderita.
Muscle relaxan yang ideal sebaiknya mempunyai sifat hanya memberi efek relaxasi pada otot yang spastik tanpa mempengaruhi otot yang sehat lainnya dan mempunyai efek saping yang minimal.
2. Obat psikotropik/stimulantia
3. Antikonvulsan.
Tindakan Ortopedi
Salah satu indikasi dilakukan tindakan bedah ortopedi jika sudah terjadi deformitas akibat proses spasme otot atau telah terjadi kontraktur pada otot dan tendon. Dalam hal ini harus dipertimbangkan secara matang beberapa faktor sebelum melakukan tidakan bedah.
Fisioterapi
Fisioterapi merupakan salah satu terapi dasar bagi penderita CP. Fisioterapi yang cepat dilaksanakan pada penderita yang masih muda pada tahap dini menfaatnya jauh lebih nyata jika dibandingkan dengan penderita yang lebih lambat. Suatu hal yang perlu ditekankan pada peranan orang tua didalam membantu pelaksanaan fisioterapi sang anak sewaktu anak berada di rumah .
Adapun jenis-jenisnya adalah :
· Alat bantu : pada fisioterapi banyak sekali dijumpai jenis alat bantu yang bertujuan untuk melatih dan membangkitkan aktifitas reflektoris dan membntu melakukan aktifitas sehari-hari.
· Occupational therapy
· Speech terapy
· Pendidikan luar biasa.
Faktor sosial
· Rekreasi, sport dan kesenian
· Gizi yang baik
· Kesempatan memperoleh kerja
Pencegahan
· Cegah kemungkinan lesi traumatik obstetrik
· Lakukan imunisasi rubella pada gadis adolesens
· Antenatal skrining terminasi jika ada defek neural tube/malformasi otak
· Hindari rokok, obat-obatan, X-Ray, alkohol
· Genetic konseling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar