Senin, 07 Oktober 2013

Ngorok Lebih Berbahaya dibanding Kegemukan dan Rokok

Suara dengkur pasti mengganggu, tetapi lebih dari itu ngorok sebenarnya adalah alarm tanda bahaya bagi kesehatan kita.bahkan tim peneliti dari Detroit AS  menyatakan bahwa mendengkur lebih berbahaya dari merokok, Pendengkur mempunyai resiko lebih besar mengalami penebalan arteri karotis dibanding perokok, orang yang obesitas (kegemukan) atau bahkan memiliki kadar kolesterol tinggi sekalipun.

Arteri Karotis adalah pembuluh darah yang memberikan suplai darah kedaerah leher dan kepala,termasuk otak. jika dinding pembuluh darah ini mengalami penebalan, bisa menjadi permulaan dari pelbagai penyakit pembuluh darah lainnya.

Mendengkur dan Sleep Apnea

Mendengkur telah lama diketahui menjadi tanda dari henti napas saat tidur atau sleep apnea. henti napas saat tidur terjadi akibat sempitnya sauran napas, sehingga walau dada naik turun berusaha bernapas, tak ada udara yang dapat mengalir lewat. Akibatnya, kadar oksigen akan turun di dalam otak sepanjang malam. para ahli sudah menyatakan bahwa sleep anea merupakan penyebab utama hipertensi, penyakit jantung, diabetes, impotensi hingga stroke.

Sebenarnya sejak tahun 2003, dunia kedokteran sudah mengamini bahwa salah satu penyebab utama hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah sleep apnea. ini tertuang dalam laporan dari The Join National Committee on Prevention, Evaluation and Treatment of High Blood Preassure (JNC7).

Sementara berbagai jurnal penelitian kedokteran terus berkembang dan memuat tentang bagaimana sleep apnea menyebabkan berbagai penyakit fatal seperti serangan jantung hingga stroke.

Penelitian

Namun penelitian ini menunjukkan bahwa jauh sebelum menjadi sleep apnea, suara dengkuran saja sudah merupakan tanda bahaya yang tak boleh diabaikan. Para Peneliti mengamati data 913 pasien yang telah diperiksa diklinik gangguan tidur antara Desember 2006 hingga januari 2012. setelah diperiksa, dikumpulkan pasien mendengkur tapi tidak menderita sleep apnea.

Secara keseluruhan, ada 54 orang pasien mendengkur yang dilakukan pengukuran ketebalan dinding arteri karotis dengan menggunakan USG (ultrasound).ketebaan arteri karotis dapat digunakan untuk melihat penyakit arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). penebalan dinding arteri karotis merupakan tanda dari penyakit arteri karotis

Hasilnya, pasien yang mendengkur memiliki arteri karotis yang lebih tebal dibanding yang tidak mendengkur. para peneliti menduga getaran akibat ngoroklah yang menyebabkan trauma pada pembuluh darah sehingga sebabkan peradangan dan pada akhirnya akibatkan penebalan pembuluh darah.

Peneliti ini juga mengungkapkan, secara statistik tak terdapat perbedaan yang bermakna pada penebalan arteri karotis pada pasien dengan atau tanpa resiko-resiko penyakit jantung-pembuluh darahyang selama ini kita kenal. faktor-faktor risiko itu antara lain adalah merokok, diabetes, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol yang tinggi.

Perawatan

Tahap pertama perawatan mendengkur adalah dengan mengenali adanya masalah. keluarga dan kerabat harus meyakinkan penderita kalau ia mendengkur.

Untuk perawatan medis, dimulai dengan memeriksa tidur untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan di laboratorium tidur tak ubahnya pemeriksaan fungsi jantung atau pernapasan saja, bedanya ia dilakukan saat tidur, kenapa saat tidur ? karena gangguan napasnya trjadi saat tidur.

Setelah diagnosa ditergakkan maka dokter akan menentukan perawatan yang sesuai untuk kondisi setiap pendengkur. biasanya menggunakan CPAP, operasi atau oral appliances.

CPAP singkatan dari Countinous Positif Air Way Preassure, berupa alat yang dihubungkan kehidung lewat masker. perawatannya amat nyaman karena memberikan kwalitas tidur yang maksimal.

Dua penelitian berbeda di Australia dan Eropa taun 2003 menunjukkan setelah pendengkur dirawat dengan CPAP, resiko stroke menurun 56%. sementara tahun 2004 dan 2005 menunjukkan bagaimana penggunaan CPAP pada pendengkur dengan diabetes membantu tingkatkan sensitivitas insulin serta kontrol gula darahnya.

Dampak

Di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 40%pria dan 24% wanita adalah pendengkur. walau kita mempunyai data yang valid di indonesia diperkirakan jumlah pendengkur tidak jauh berbeda. bayangkan berapa banyak diantara kita yang mengalami bahaya setiap tidurnya.

Mendengkur selama ini sebagai suara yang mengganggu. di linkungan pergaulan ngorok dijadikan sebagai bahan lelucon. bahkan pihak asuransi sering menganggap dengkuran sebagai suatu gangguan yang bersifat kosmetik dan tidak membahayakan.

Tetapi dengan banyaknya penelitian yang terus bertambah dengkuran tidak bisa lagi kita abaikan. para ahli kesehatan sudah mulai melihat dengkuran sebagai salah satu faktor resiko penyakit yang sejajar posisinya dengan hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol.

Sumber : Dechacare.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar