Kondisi medis yang sangat menyakitkan dimana ereksi penis tidak dapat kembali lembek seperti pada keadaan semula (tidak ereksi) meskipun tidak adanya simulasi fisik dan psikologi dalam 4 jam. priapism dipertimbangkan sebagai kegawatdaruratan medis. yang harus mendapatkan tindakan yang tepat dari petugas medis yang berpangalaman atau berkualitas. ada dua tipe priapism yaitu :
- Low Flow Involve, darah tidak kembali secara adekuat ke tubuh dari organ.
- High Flow Involves, lintasan pendek pembuluh darah sistem partway disepanjang organ.
penanganan berbeda pada setiap tipe. penganan yang cepat akan bermanfaat dalam pemulihan fungsi organ tersebut.
tidak semua sumber mengatakn 4 jam sebagai pedoman batas terjadinya priapism “Durasi normal ereksi sebelunya dikalsifikasikan priapism masih merupakan kontroversi. ereksi penis yang terus menerus lebih dari 6 jam bisa diklasifikasikan sebgai priapism”.
Namanya diambil dari dewa yunani "Priapus” dewa kesuburan yang sering digadang-gadangkan sebagai ereksi yang besar dan permanen.
Penyebab
mekanisme penyebabnya masih belum jelas tapi dapat dikaitkan dengan faktor saraf dan vaskuler (pembuluh darah). Priapism dimasukkan kedalam gangguan hematologi (sistem perdarahan), khususnya penyakit sikle-cell, sikle-cell bawaan seperti pada leukemia,thalasemia,fabry’s disease dan gangguan saraf seperti lessi pada spinal cord dan trauma pada spinal cord.
Priapism juga bisa dihubungkan dengan Glucose-6-Phosphate Dehidrogenased yang menyebabkan kekurangan level NADPH. NADPH adalah ko faktor pembentukan nitrit oksida yang dapat menyebabkan priapism. tingginya Adenosin dapat juga berkontribusi pada dilatasi pembuluh darah, yang juga mempengaruhi aliran darah pada penis.
Komplikasi
Potensial komlikasi termasuk Ischemia, penggumpalan darah menyebabkan tahanan aliran darah dalam penis (trombosis), kerusakan pembuluh darah penis yang juga menyebabkan gangguan fungsi ereksi atau impoten. pada kasus yang parah iskhemic dapat menyebabkan gangren yang mengharuskan amputasi penis.
Pengobatan
Pada Cicle-cell anemia dengan priapsm, langkah pertama dalam penatalaksanaan adalah transfusi darah, pseudoefedrin oral, dan memberikan obat simpatomimetik seperti golongan amphetamin harus di observasi supaya tidak enyebabkan disfungsi ereksi, kemudian phenilephrine intravena injeksi.
Methylen Blue intravena juga digunakan dalam therapi priapism
Terbutaline dapat membuat relaxasi otot polos
Bila terjadi gagal napas dapat dilakukan operasi Shunts
Tidak ada komentar:
Posting Komentar